REPUBLIKA.CO.ID, Ia datang dari tanah Persia, tempat di mana Islam dianut oleh orang-orang Mukmin yang tidak sedikit jumlahnya sepeninggalnya. Dari kalangan mereka muncul pribadi-pribadi istimewa yang tiada taranya, baik dalam bidang ilmu pengetahuan keagamaan, maupun keduniaan.
Dan memang, salah satu dari keistimewaan dan kebesaran Islam ialah, setiap ia memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka dengan keajaiban luar biasa dibangkitkannya setiap keahlian, digerakkannya segala kemampuan.
Salman RA sendiri turut menyaksikan hal tersebut, karena ia memang terlibat dan mempunyai hubungan erat dengan kejadian itu. Peristiwa itu terjadi waktu Perang Khandaq, yaitu pada tahun ke-5 Hijrah. Beberapa orang pemuka Yahudi pergi ke Makkah.
Mereka bertujuan menghasut orang-orang musyrik dan golongan-golongan kuffar agar bersekutu menghadapi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin. Mereka juga berjanji akan memberikan bantuan dalam perang penentuan yang akan menumbangkan serta mencabut urat akar agama baru ini.
Siasat dan taktik perang pun diaturlah secara licik, bahwa tentara Quraisy dan Ghatafan akan menyerang Kota Madinah dari luar, sementara Bani Quraidzah (Yahudi) akan menyerangnya dari dalam, yaitu dari belakang barisan kaum Muslimim. Sehingga mereka akan terjepit dari dua arah, karenanya mereka akan hancur lumat dan hanya tinggal nama belaka.
Demikianlah pada suatu hari, kaum Muslimin tiba-tiba melihat datangnya pasukan tentara yang besar mendekati Kota Madinah, membawa perbekalan banyak dan persenjataan lengkap untuk menghancurkan. Kaum Muslimin panik dan mereka bagaikan kehilangan akal melihat hal yang tidak diduga-duga itu.
Sebanyak 24.000 orang prajurit di bawah pimpinan Abu Sufyan dan Uyainah bin Hisyam menghampiri Kota Madinah dengan maksud hendak mengepung dan melepaskan pukulan menentukan yang akan menghabisi Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya.
Kaum Muslimin menginsafi keadaan mereka yang gawat ini, Rasulullah SAW pun mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah. Dan tentu saja mereka semua setuju untuk bertahan dan mengangkat senjata, tetapi apa yang harus mereka lakukan untuk bertahan itu?
Ketika itulah tampil seorang yang tinggi jangkung dan berambut lebat, seorang yang disayangi dan amat dihormati oleh Rasulullah SAW. Itulah dia Salman Al-Farisi RA. Dari tempat ketinggian ia melayangkan pandang meninjau sekitar Madinah.
Dan sebagai telah dikenalnya juga didapatinya kota itu dilingkupi gunung dan bukit-bukit batu yang tak ubahnya benteng juga. Hanya saja, di sana terdapat pula daerah terbuka, luas dan terbentang panjang. Hingga dengan mudah akan dapat diserbu musuh untuk memasuki benteng pertahanan.