Sabtu 26 May 2012 18:08 WIB

Muslimat NU Deklarasikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme

Rep: Indah Wulandari/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: muslimatnu.or.id
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Muslimat Nahdlatul Ulama dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeklarasikan berdirinya Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung, di Gedung Mahan Agung, Bandar Lampung, Jumat (25/5).

Acara pengukuhan pengurus FKPT ini dihadiri Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Deputi Pencegahan Terorisme BNPT, Mayjen Agus Surya Bakti dan Wakil Gubernur Lampung, Joko Umar Said.

Acara dirangkai dengan seminar Seminar Sehari dengan tema "Optimalisasi Fungsi Kelembagaan Masyarakat dan Kearifan Lokal dalam upaya pencegahan terorisme".

Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan pencegahan aksi terorisme dan radikalisme bisa dilakukan dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat.

“Karena itulah, FKPT dibentuk di Lampung dengan melibatkan banyak tokoh-tokoh daerah. Para tokoh di daerah inilah yang dapat mencegah aksi terorisme sejak dini," kata Khofifah.

Pada kesempatan tersebut, Khofifah juga mengungkapkan perlunya pencegahan terorisme sejak dini dengan memberikan pendidikan tentang budaya dan pemahaman agama yang benar kepada anak-anak. "Jika diberikan pendidikan tersebut sejak dini, tentunya generasi mendatang akan lebih baik," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan era pemerintahan Gus Dur ini.

Dikatakannya, pendidikan sejak dini itu sama dengan membendung perkembangan terorisme dan radikalisme di Indonesia. "Yang ada di pemikiran mereka hanya persatuan dan kesatuan antar bangsa serta pemahanan agama yang benar. Dengan begitu, akan tercipta Indonesia tanpa terorisme," katanya.

Sementara itu, Agus Surya Bakti mengungkapkan, aksi terorisme belakangan ini bisa dibilang sudah sepi. Namun, masyarakat Indonesia tidak boleh mengendurkan kewaspadaannya. Sebab, aksi terorisme sekarang ini sudah bergeser ke masalah lain. Yaitu ketidakadilan, problem sosial dan politik.

"Terorisme awalnya hanya ideologis, tapi belakangan berkembang ke masalah lain, yaitu ketidakadilan dan lain-lainnya. Mengatasi masalah ini bukan hanya tugas pemerintah. Masyarakat bawah harus dilibatkan untuk deteksi dini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement