REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik meminta semua elemen masyarakat di Kalimantan tidak bersikap anarkis terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di wilayah tersebut. Menurutnya jika semua pihak hanya main ancam, ini akan merugikan Kalimantan sendiri.
“Saya sudah bicara dengan beberapa gubernur (Kalimantan). Gubernur dengan pemerintah pusat tidak boleh ancam begitu begini,” tegasnya pada wartawan, Senin (28/5). “Karena implikasinya akan merugikan daerah sendiri,”.
Ia mengatakan diblokirnya batu bara, bukan hanya membuat listrik di Jawa, tapi juga seluruh Indonesia termasuk Kalimantan.”Satu listrik di Jawa bisa mati, di seluruh Indonesia juga, ini akan merugikan gubernur (Kalimantan) sendiri. Mereka bakal tidak dapat PAD, lalu rakyat dapat apa,” jelasnya.
Lagipula, Jero mengaku pemerintah sudah mencarikan jalan keluar. Ia mengatakan pemerintah bakal segera menambah kuota BBM ke Kalimantan. Namun sayangnya, Jero mengaku kuota ini bukan berasal dari BBM bersubsidi.
“Kita bagi yang non subsidi, karena subsidi sudah habis,” katanya. Menurutnya karena keperluan mendadak pihaknya sudah meminta Pertamina untuk mendistribusikan pertamax ke Kalimantan agar ekonomi di wilayah tersebut kembali bergerak.
Sementara itu, terkait permintaan penambahan kuota BBM bersubsidi ke DPR RI, mantan Menteri Pariwisata ini mengaku sedang menyusun mekanisme pengajuan. Karena prediksi kuota BBM sebesar 40 juta kilo liter (KL) tidak cukup, ia mengaku pemerintah mau tak mau harus mengajukan penambahan ini.
“Diperkirakan BBM bersubsidi habis di Oktober nanti, sebelum itu pasti kita ajukan,” tegasnya. Namun sayangnya, ia masih enggan menutukan berapa tambahan kuota yang diminta pemerintah.