REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR---Pakar Tata Ruang Kota Universitas Trisakti Jakarta Ir Jimmy S Juana menilai tata kota di Laos mengungguli Bali dalam tata kota, meski Bali lebih unggul dalam industri pariwisata dibandingkan dengan Laos.
"Meski jauh tertinggal dalam sektor pariwisata, tapi Laos bisa menata kotanya dengan cukup baik. Dalam industri pariwisata, orang mau datang ke suatu tempat kalau nyaman dan aman," katanya.
Ia menjelaskan salah satu aspek keamanan adalah penerangan, tapi kalau terang tanpa keindahan juga bosan, kendati ia tidak menampik jika Bali memiliki potensi dan tantangan yang begitu besar sebagai sebuah kota. "Tidak semua daerah seberuntung Bali. Pulau Dewata sudah cukup dikenal. Banyak potensi yang tak ada di tempat lain, namun potensi Bali itu kurang dioptimalkan secara penuh," ujarnya.
Menurut dia, potensi itu antara lain tidak maksimalnya pencahayaan atau minimnya penerangan, sehingga objek wisata di Bali hanya bisa dinikmati kala matahari bersinar atau siang hari. "Ketika matahari tenggelam atau malam hari tak bisa dinikmati. Kalau itu dikelola dengan baik, bisa menambah keuntungan untuk Bali sendiri," ucapnya.
Ia mengatakan, lokasi pariwisata yang belum tergarap dengan baik seperti di sepanjang kawasan Legian hingga Seminyak, Kuta, Suasana hotel di Kuta dan Pantai Kuta, Sanur serta Jimbaran.
Begitu juga di kawasan wisata Ubud, Candidasa, Bedugul, Tanah Lot, Uluwatu, Lovina dan Garuda Wisnu Kencana (GWK).
"Pencahayaan bukan solusi persoalan pariwisata, tapi cukup dominan mendukung industri pariwisata. Saya optimistis bahwa Bali bisa lebih booming dari sekarang jika pencahayaan ini dioptimalkan," kata Jimmy.