REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Proyek Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional Hambalang di Bogor, Jawa Barat kembali menimbulkan polemik. Setelah tersangkut kasus dugaan korupsi, proyek pembangunan Hambalang tiba-tiba amblas.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng menjelaskan faktor penyebab amblasnya konstruksi di Hambalang. Konstruksi yang amblas pada 14 dan 15 Desember 2011 lalu itu adalah lapangan badminton, gardu listrik dan jalan wilayah nomor 13 sekitar seribu meter persegi.
Akibat amblasnya konstruksi tersebut, Andi menegaskan proses pembangunan proyek Hambalang untuk sementara dihentikan. "Semua pembangunan dihentikan sementara. Kita akan evaluasi dulu. Yang pasti, kita akan mengutamakan safety nomor satu, fungsi, dan user friendly," ujar Andi kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (30/5).
Namun, Andi mengatakan sebelum proyek Hambalang dikerjakan oleh kerja sama operasional (KSO) PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk, ini sebelumnya telah melewati proses observasi mendalam. Pada 2005, misalnya, dilaksanakan studi geologi oleh konsultan Pekerjaan Pembangunan Pusdiklat Olahraga Pelajar Nasional di Hambalang, termasuk pelaksanakan survei dan analisa analogi hidrologi.
Sekretaris Kemenpora, Yuni Mumpuni, mengatakan kerugian akibat amblesnya proyek Hambalang sampai saat ini masih dihitung. Bagunan yang amblas sekitar kurang dari 10 persen. Hingga kini pembangunan proyek Hambalang baru mencapai 47 persen dari total pengerjaan. Begitu juga dengan penyerapan dana baru mencapai sekitar 40 persen dari total Rp 1,175 triliun,
"Setelah amblas pada 14 hingga 15 Desember 2011 itu, Pak Menpora langsung meminta dilakukannya evaluasi secara menyeluruh. Hingga kini kajian masih terus berlangsung. Pihak KSO juga telah mengasuransikan kegiatan investigasi di lapangan untuk diklaim akan meneliti lebih dulu," ujar Yuli.
Terkait amblasnya konstruksi di proyek Hambalang, Pelaksana KSO Adhi Karya dan Wijaya Karya, Heri ketika ditemui di lokasi amblas mengatakan secara detil detik-detik amblesnya konstruksi. Jadi, cerita Heri, antara 14 Desember malam hingga dini hari 15 Desember 2011, awalnya terjadi keretakan.
"Kemudian (posisi) tanah turun tiga meter sampai delapan meter akhirnya. Tapi belum tahu amblas karena apa yang pasti hujan sejak September," jelas Heri.
Ditambahkan pelaksana KSO Adhi Karya dan Wijaya Karya lainnya yang ditemui wartawan di lokasi, Hendro Purwadi, pengerjaan proyek Hambalang kemungkin akan mengalami kemunduran. Kemenpora menjadwalkan proyek Hambalang bisa kelar pada 31 Desmeber 2012, namun menginagt kondisi yang terjadi di lapangan, Hendro menilai itu mustahil.
Jika desain ulang di beberapa titik telah selesai maka proyek Hambalang bisa tuntas Agustus 2013 mendatang. "Tidak mungkin on time schedulle," lugasnya.
Proyek Hambalang seluas 32 hektare ini diakui Hendro cukup sulit pengerjaannya, karena kondisi kontur tanah yang relatif sulit. Tekstur dan kontur tanah di sini berbeda dengan di kota seperti Jakarta. Karena letak Hambalang yang jauh, alhasil menelan dana yang tidak murah karena supplier agak sulit tembus lokasi.
Saat ini pihak KSO Adhi Karya dan Wijaya Karya mengklaim pembangunan proyek Hambalang juga terhenti total sejak Mei 2012 lantaran masalah pendanaan. Namun, Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Lalu Wildan, menegaskan dana pembanguanan proyek Hambalang sudah ada di Kemenpora.
"Dana sudah ada tapi tidak tapi tidak bisa langsung cair," tegasnya. Adapun total dana untuk pembangunan proyek Hambalang di tahun ketiga sebesar Rp 578 miliar.
Berdasarkan pengamatan Republika di lokasi proyek Hambalang terlihat kontur tanah yang tidak merata. Kontur tanah yang memerlukan tenaga untuk naik dan turun untuk mencapai satu lokasi ke lokasi lain ini diklaim Kemenpora sebetulnya tidak berbeda dengan pusat latihan atlet di Johor, Malaysia dan Barcelona, Spanyol.