REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dari 115 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 30 persen diantaranya dalam kondisi harus direkonstrukturisasi. Itu dilakukan karena melihat kondisi 'sakit' yang terlalu lama dialami oleh perusahaan tersebut, sehingga tidak lagi dapat diselamatkan.
Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan mengatakan tidak sehatnya beberapa BUMN bukan saja hanya dikarenakan kesalahan menejemen. Akan tetapi permodalan yang terlalu besar membuat negara tidak sanggup memberikan modal. "Biaya penyelamatannya terlalu besar, pilihannya direkonstrukturisasi, atau dibubarkan," kata Dahlan, saat ditemui di Warung Soto Kuning, Jalan Surya Kencana, Bogor, Jawa Barat. Rabu (6/6).
Dahlan mencontohkan beberapa BUMN yang tidak lagi dapat diselamatkan seperti PT. Djakarta Lloyd, Sukananta, dan BFM. Menurut dia, perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat diselamatkan karena bobroknya pengelolaan. "Swasta-pun tidak mau membeli perusahaan bobrok seperti itu," kata dia.