REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyediakan pembiayaan ringan lewat Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (BLU P3H) untuk mengurangi praktik tebang butuh di kawasan hutan rakyat.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, Rabu (6/6) mengatakan praktik tebang butuh memang banyak dilakukan masyarakat ketika terdesak kebutuhan, seperti saat lebaran atau anak masuk sekolah.
"Masyarakat melakukan tebang butuh untuk memperoleh dana secepatnya. Praktik ini dilakukan karena pohon diminati dan paling gampang dijual," katanya pada acara dialog dengan penerma Kalpataru 2012. Zulkifli juga menyatakan, dana yang tersedia di lembaga tersebut mencapai Rp3 triliun.
Petani hutan rakyat diketahui sering kali melakukan praktik tebang butuh. Padahal praktik ini berpotensi merugikan karena pohon dijual dengan harga jauh di bawah potensinya.
"Dulu BLU P3H hanya ditujukan untuk pembangunan hutan tanaman rakyat di kawasan hutan produksi di luar Jawa, tapi kini dana yang ada juga bisa dimanfatkan untuk pembangunan hutan rakyat di Jawa," kata Menhut.
Menteri mengatakan, pembiayaan yang disedikan BLU bukan saja berbunga rendah, tapi juga dengan tenggang waktu yang panjang. Waktu jatuh tempo pembayaran bahkan bisa sesudah panen dilakukan. Plafon pinjaman ini mencapai Rp8 juta per hektare.
Menurut dia, masyarakat sebenarnya juga bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menyelamatkan tegakan di hutan rakyat. Meski tidak mewajibkan adanya agunan, kata menteri, petani bisa menyertakan hutan rakyat miliknya untuk meyakinkan pihak bank penyalur KUR ketika mengajukan pinjaman.