Rabu 13 Jun 2012 23:53 WIB

Ensiklopedi Islam: Seni Tari dalam Islam (2-habis)

Rep: Nashih Nashrullah / Red: Chairul Akhmad
Tarian sufi (ilustrasi).
Foto: trekearth.com
Tarian sufi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Arabesk sendiri dalam seni visual Islam terbagi dalam dua macam, yaitu bersambung (muttashil) dan terpisah (munfashil).

Kategori yang pertama menyerupai rangkaian kesatuan tema-tema abstrak yang terpadu dalam rangkaian sirkuler tak terbatas. Arabesk terbagi berupa perpaduan motif-motif dalam rangkaian unit mandiri.

Bila dijabarkan lagi, tari solo misalnya, menonjolkan kreativitas improvisasional. Melihat gerakannya, langkah tari atau bahkan rancangan spasial diciptakan dengan pemaduan dan pemotongan tema dan sekuen tari untuk kenikmatan ungkapan diri individual atau komunal.

Sedangkan, tari kelompok gender khusus dibawakan orang Muslim dalam bentuk tari berantai, tari kelompok, dan tari duduk linier. Dalam sebagian tari ini, pembawanya saling berpegang tangan dan pinggang, sementara sebagian lain dibawakan secara sendiri-sendiri dan serentak.

Rentak irama kaki dan tepuk tangan para penari yang melantunkan refrain repetitive, yang sering diulang mengikuti melodi yang sama, mencirikan tari kelompok gender khusus.

Terkait dengan tari duduk linier kaum Muslim Asia Tenggara, menekankan non-invidualisasi isi meskipun melahirkan esensi repitisi simetris melalui penciptaan formasi arabesk dengan cara berpautan tangan, menundukkan kepala, dan memutar batang tubuh.

Setiap penari mencerminkan penari lain dalam selang gerak. Gerak-gerak ini menekankan susunan harmonis tema-tema tari mandiri, yang juga memuaskan ketika dipadu sebagai rangkaian pola berpautan.

Menengok tarekat Maulawiyah, tradisi tari “Darwis Berputar” tumbuh di kelompok pegiat tasawuf yang didirikan oleh Maulana Jalaluddin Rumi. Tari ini muncul dari praktik sufi, seperti sama' dan dzikir. Hal ini sebagai ungkapan kegembiraan karena mencapai keadaan melihat jelas misteri-misteri Tuhan.

Kaum Maulawiyah ditasbihkan lewat janji setia kepada sang syekh. Tokoh kunci spiritual itu lantas memimpin tari orang yang ditasbihkan tersebut, mengatur tempo dan panjang tarian. Dalam ritual ini, terdiri dari majelis dzikir yang melibatkan vokal dan instrumental, pembaca, dan penari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement