Jumat 15 Jun 2012 14:45 WIB

Pemilu Yunani Jadi Pertaruhan Ekonomi

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
Bursa Efek Yunani
Foto: Thanassis Stavrakis/AP
Bursa Efek Yunani

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pemungutan suara putaran kedua Yunani yang jatuh pada Ahad akan menentukan apakah Yunani akan terus melaksanakan program penghematan atau keluar dari zona euro, Jumat (15/6). Sekitar 9,8 juta pemilih yang berhak akan diminta memilih antara partai pendukung program penghematan dan partai kiri radikal yang tidak setuju dengan perjanjian tersebut.

Menurut jajak pendapat terbaru, lebih dari sepertiga pemilih masih belum bisa menentukan pilihannya. Partai pendukung menawarkan negosiasi ulang mengenai program penghematan dengan Uni Eropa dan IMF.

Pemimpin Konservatif Yunani dari Partai Syriza Alexis Tsipras (37 tahun) berjanji tidak akan meneruskan program penghematan jika ia memenangkan pemilihan. "Kesepakatan dana talangan akan menjadi sejarah pada Senin," katanya pada penutupan kampanye pemilihan pekan ini, seperti dilansir AFP, Jumat (15/6).

Syriza bersaing ketat dengan partai Demokrasi Baru dalam jajak pendapat terakhir. Namun, diperkirakan tidak ada partai yang akan mendapatkan suara mayoritas. Hari-hari mendatang dalam politik Yunani kemungkinan akan didominasi pembicaraan koalisi yang tegang.

Partai-partai kecil meminta pemebentukan pemerintah berdasarkan persatuan nasional. Pemimpin Partai Demokrasi Baru Antonis Samaras mengatakan ia yakin bisa membentuk pemerintahan koalisi. "Kami tetap tinggal di euro. Kami tidak bermain-main dengan Eropa," katanya.

Sementara itu, negara ini kehabisan uang. Cadangan dana hanya cukup untuk bertahan sampai Juli. Suntikan dana segar dari IMF dan Uni Eropa ditunda hingga pemungutan suara usai pemilu. Sumber perbankan mengatakan penarikan tunai meningkat menjelang pemilu.

Menurut jajak pendapat, Syriza diperkirakan mampu menang sampai sepertiga. Partai tersebut berencana melakukan reformasi pemotongan biaya tenaga kerja, menaikkan upah minimum dan membekukan aset negara.

Mereka berpendapat keluarnya Yunani dari zona euro akan mengakibatkan reaksi berantai dan hal itu tidak boleh terjadi. Hal tersebut bertentangan dengan peringatan para pemimpin Eropa bahwa meninggalkan kesepakatan dana talangan akan memaksa Yunani keluar dari zona Eropa.

Tsipras mengatakan ia bermaksud menegosiasikan cetak biru ekonomi baru dengan rekan-rekan Uni Eropa Yunani. Jika langkahnya tersebut ditolak, ia mengatakan Uni Eropa ingin memusnahkan negara, rakyat, bangsa Yunani. "Saya menjanjikan air mata dan keringat, tapi kita akan keluar dari krisis," kata Tsipras.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement