Ahad 17 Jun 2012 18:26 WIB

Pilpres 2014 Bukan untuk Muka Baru

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
Yunarto Wijaya (berbicara)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Yunarto Wijaya (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, memandang, pilpres 2014 masih akan didominasi oleh calon dari kalangan senior. Artinya, pemilu mendatang tidak akan menjadi kesempatan bagi kalangan muda untuk maju. Melainkan masih akan didominasi oleh muka lama. Seperti yang terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya.

‘’Selama partai hanya berfungsi sebagai mesin politik tokoh tertentu dan selama proses rekurtmen serta regenerasi tidak berjalan di partai, akan sulit memunculkan nama-nama baru,’’ katanya ketika dihubungi, Ahad (17/6).

Namun faktanya, tambah dia, partai hanya berfungsi menjadi fans club semata. Antara lain Partai Demokrat yang kerap disebut partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian Partai Gerindra yang dianalogikan partainya Prabowo Subianto dan Partai Hanura sebagai partainya Wiranto).

Indikatornya yang paling jelas, yaitu bagaimana partai-partai tersebut sangat anti dengan proses pemilihan secara konvensi. Padahal, secara teknis, mekanisme pemilihan itu merupakan yang paling demokratis. Karena mengakomodasi keinginan seluruh konstituen, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.

Apalagi, lanjut dia, pemilu mendatang merupakan momentum terakhir buat nama-nama yang selama ini mendominasi bursa pemilihan untuk bisa maju menjadi capres. Sebut saja, ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, ketua dewan pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ketua umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, dan ketua umum Partai Hanura, Wiranto.

Selain masalah umur, juga karena pemilu 2014 menjadi ‘wilayah tidak bertuan’, yaitu ketika SBY yang selama ini menjadi kandidat terkuat tidak dimungkinkan lagi secara legal untuk maju. ‘’Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan anak muda atau tua. Tapi proses yang melahirkan capres tersebut yang menjadi masalah. Apakah sudah melalui proses demokratis, yaitu transparan dan terbuka, atau tidak,’’ papar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement