Senin 18 Jun 2012 22:16 WIB

Pengamat: Malaysia Harus Perhatikan Sensitivitas Rakyat Indonesia

Men and women perform Tor-tor dance (iilustration)
Foto: tanobatak.wordpress.com/monang naipospos
Men and women perform Tor-tor dance (iilustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pengamat Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan, tarian Tor-Tor dan Paluan Gondang Sambilan yang akan dikembangkan oleh Malaysia, jangan sampai diformalkan oleh negara tersebut sebagai "milik"-nya.

"Memang dua tarian tersebut diusulkan oleh komunitas Mandailing di Malaysia dan masyarakat yang merantau itu bisa saja mempraktekan budaya yang mereka miliki, namun jangan sampai Malaysia sebagai negara memformalkan sebagai 'milik' negara tersebut," kata Hikmahanto melalui siaran pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Senin.

Guru Besar Hukum Internasional UI itu mengatakan, dua tarian yang akan dikembangkan oleh Malaysia sebagai satu cabang warisan negaranya harus memperhatikan sensitivitas rakyat Indonesia sebagai pemilik kedua tarian tersebut.

"Kesalahan terbesar pemerintah Malaysia adalah memformalkan. Ini merupakan tindakan provokatif dan agresif di bidang kebudayaan terhadap Indonesia," ujarnya.

Hal itu, lanjut dia, berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, di mana komunitas China Indonesia mempraktekan budayanya semisal Barongsay tetapi pemerintah Indonesia tidak memformalkan sebagai miliknya.

"Sensitivitas pemerintah Malaysia diperlukan karena dalam hubungan bertetangga yang mengalami pasang surut pasti publik Indonesia akan marah," kata Hikmahanto.

Dalam pengalaman sebelumnya, pemerintah Indonesia terkadang membutuhkan waktu untuk membendung kemarahan publik terhadap Malaysia, sehingga kepentingan Malaysia di Indonesia pun terancam.

Tindakan pemerintah Malaysia pun tidak sejalan dengan solidaritas ASEAN dan keinginan untuk membangun masyarakat ASEAN.

Publik Indonesia akan menolak pembentukan masyarakat ASEAN karena kekhawatiran mereka akan menjadi pecundang di antara negara-negara ASEAN yang ada, ujarnya.

Karena itu, sebagai tindakan awal agar permasalahan ini tidak berkembang secara liar adalah antar-Menteri Luar Negeri kedua negara melakukan komunikasi untuk klarifikasi dan pernyataan bersama agar tidak ada salah pengertian.

Ia berharap pemerintah Malaysia akan mengurungkan upaya memformalkan tarian Tor-Tor dan Paluan Gondang Sambilan demi menjaga keutuhan hubungan antar negara dan eksistensi ASEAN.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement