REPUBLIKA.CO.ID, LOS CABOS - Amerika Serikat menekan Uni Eropa dan IMF untuk menegosiasikan kembali rencana "bailout" atau pemberian dana talangan mereka dengan Yunani, sehingga memberikan pemerintah baru waktu lebih banyak untuk memenuhi kewajibannya.
Dalam jajak pendapat penting pada Ahad (17/6) di Yunani yang dililit utang, partai-partai yang berkomitmen terhadap persyaratan "bailout" Uni Eropa dan IMF mendapat tantangan kuat partai kiri anti-penghematan yang berkampanye akan meninggalkan kesepakatan.
Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengindikasikan bahwa sekarang bisa terbuka untuk negosiasi ulang program dana talangan 130 miliar euro (165 miliar dolar AS) kepada Yunani.
Pemain kunci Uni Eropa, Jerman mengatakan, mungkin ada perpanjangan dari batas waktu defisit tetapi pemimpin baru Yunani, lulusan Harvard, Antonis Samaras, juga ingin pengurangan pajak properti dan penjualan serta membekukan pemotongan pensiun dan gaji.
Berbicara menggarisbawahi KTT G20 di Los Cabos, Meksiko, pejabat senior AS Lael Brainard mengatakan "ada banyak ruang untuk kedua belah pihak untuk duduk kembali" dan merancang kesepakatan baru memberikan Yunani lebih banyak waktu untuk memenuhi kewajibannya.
"Kami mengharapkan untuk melihat bagian dari mitra-mitra Eropa dan IMF pengakuan bahwa program Yunani telah pergi di luar jalur untuk beberapa periode waktu, sebagian karena mereka memiliki proses politik yang berlarut-larut dan belum memiliki pemerintahan," katanya.
"Jadi ada ruang, Saya pikir untuk kedua belah untuk bergerak maju, dan bahwa, tentu, kita akan mendukung."
Presiden AS Barack Obama, yang takut kekacauan di Eropa akan menyeret turun ekonomi dunia lebih luas dan menggagalkan harapannya terpilih kembali pada November, mengadakan pertemuan terpisah Senin petang dengan para pemimpin Uni Eropa untuk mengatasi krisis utang.