REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Pendiri WikiLeaks Julian Assange mencari suaka politik ke Kedutaan Ekuador di London, Rabu (20/6). Suaka itu jika berhasil, akan menempatkannya di negeri bersahabat Amerika Selatan dibanding ia di Swedia untuk menghadapi kasus kejahatan seks.
Permintaan Assange itu menunjukkan bahwa dirinya semakin putus asa untuk menghindari ekstradisi ke Skandinavia. Menteri Luar Negeri Ekuador, Ricardo Patino sedang mempertimbangkan permintaan itu. Patino tidak menunjukkan kapan keputusan dapat dibuat.
"Ekuador tengah mempelajari dan menganalisa permintaan tersebut,'' kata Menteri Luar Negeri Ekuador Ricardo Patino kepada wartawan di Quito, Ekuador.
Assange mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa dia berterima kasih kepada Duta Besar Ekuador dan pemerintah Ekuador yang mempertimbangkan permintaannya. Pilihan hukum Assange di Inggris hampir selesai. Kurang dari seminggu yang lalu, Mahkamah Agung Inggris kembali mendukung keputusan untuk mengekstradisi Assange ke Swedia dimana dia diinginkan untuk diadili dalam tuduhan kejahatan seks.
Ekuador kemungkinan tempat yang tidak biasanya diminta mantan peretas komputer untuk mencari perlindungan. Tapi, banyak pilihan lain yang mungkin lebih baik dibanding negara lain. "Ini salah satu dari sedikit negara yang menyambut kasus Assange,"kata Grace Jaramillo, profesor di Ekuador FLACSO univerty.
Menurut Jaramillo, Presiden Ekuador, Rafael Vicente Correa Delgado, melihat Assange sebagai seorang pemberontak yang menantang Amerika Serikat. "Dia telah menantang Amerika Serikat dan Correa suka itu."
Assange berpendapat bahwa ekstradisi ke Swedia merupakan langkah pertama dalam upaya untuk menyingkirkannya ke Amerika Serikat. Assange membocorkan 250 ribu kabel diplomatik Departemen Luar Negeri AS.