Kamis 21 Jun 2012 10:35 WIB

Yudhoyono-Putin Bertukar Pikiran Soal Suriah

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Rumgapres
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, LOS CABOS - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Rusia Vladimir Putin saling bertukar pikiran mengenai penyelesaian konflik Suriah.

"Dunia tahu ada hubungan baik antara Rusia dan Suriah, sebagaimana hubungan baik antara banyak negara dengan Suriah. Di perkembangan terakhir banyak korban jiwa di kalangan penduduk sipil, kami bertukar pikiran tentang itu," kata Yudhoyono di Los Cabos, Meksiko, Selasa malam waktu setempat atau Rabu (20/6) WIB.

Dalam keterangan persnya sesaat sebelum bertolak menuju Brazil guna mengikuti rangkaian KTT Rio+20, Yudhoyono mengatakan bahwa Presiden Putin menjelaskan posisi Rusia tentang perkembangan di Suriah dalam pertemuan yang berlangsung seusai Pertemuan Puncak G20 itu.

"Presiden Putin menjelaskan kepada saya pada intinya ia juga menginginkan agar jatuhnya korban jiwa diakhiri," kata Yudhoyono.

 

Ia mengaku bahwa pandangan Presiden Rusia itu tidak terlalu jauh berbeda dengan posisi Indonesia.

"Yang penting tragedi kemanusiaan bisa diakhiri, kekerasan dan korban jiwa di masa datang bisa dihentikan, ...kemudian katakanlah dilakukan gencatan senjata kalau itu memang disebut konflik bersenjata," katanya.

Kemudian, tambah Presiden, dilakukan pembicaraan perdamaian yang mengawali proses internal. "Indonesia sendiri menginginkan tragedi dihentikan dan dilakukan proses politik yang dikehendaki oleh bangsa Suriah sendiri," katanya.

Kedua kepala pemerintahan kemudian sepakat meminta menteri luar negeri masing-masing untuk turut berperan aktif mencari solusi konflik di Suriah.

Selain membahas perkembangan di Suriah dalam pertemuan itu juga dibahas kerja sama antara Indonesia dan Rusia, terumata di bidang ekonomi, industri pertahanan, pariwisata dan kedirgantaraan.

Namun karena terbatasnya waktu, Presiden Yudhoyono tidak menmerinci lebih lanjut isi dari pembahasan kerja sama bilateral. 

Sementara itu, sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan bahwa PBB secara resmi menunda kegiatan tim peninjau PBB di Suriah seiring dengan memburuknya situasi di negara itu.

Situasi di Suriah disebutkan memburuk seiring dengan meningkatkan bentrokan antara kelompok oposisi dan pendukung Presiden Bashar al-Assad.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement