REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan bahwa secara teoritis dirinya tidak mungkin menjadi calon presiden dalam bursa Pemilihan Presiden RI periode 2014-2019.
"Sudah jelas bahwa secara teoritis saya tidak mungkin menjadi calon presiden, dan itu telah menjadi bahan renungan. Ini karena saya bukan orang partai dan tidak memiliki partai," kata Dahlan Iskan di Surabaya, Rabu (27/6).
Di samping itu, lanjut Dahlan yang berada di Surabaya terkait peluncuran buku "Dahlan Juga Manusia", untuk maju sebagai jalur perseorangan ("independen") dinilai tidak mungkin karena sudah ada aturan yang memperkuat.
Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut juga mengakui, sebenarnya masih ada celah untuk bisa maju, namun tidak akan dilakukannya.
"Bisa saja dengan menggedor atau membuka pintu ke sebuah partai, tapi itu tidak akan pernah saya lakukan. Lebih baik saya tidur di balik pintu dan bukan tidak mungkin ada yang mengetok atau menggedornya," tutur Dahlan Iskan.
Mantan wartawan itu juga mengaku pasrah terhadap takdir Allah SWT. Menurut dia, jabatan setinggi presiden hanya ditentukan oleh tangan Allah. Ia mencontohkan, banyak sekali yang menggebu-gebu jadi presiden, tapi tetap saja gagal meski sudah mengerahkan kekuatan luar biasa.
Dahlan Iskan mengungkapkan, dari semua alasan yang ada, faktor paling utama yang membuatnya tidak tertarik mencalonkan diri menjadi presiden saat ini karena ia tengah berkonsentrasi untuk bekerja serius karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan.
Ia juga mengatakan, sekarang ini Indonesia tengah memasuki satu periode yang disebut periode jebakan, dan bangsa ini harus mampu melewati jebakan tersebut jika ingin maju dan menjadi negara modern.
"Jebakan itu saya ibaratkan jepretan tikus. Kalau tidak bisa melompatinya maka akan celaka. Saat ini kita butuh pemimpin yang kuat untuk membuang jebakan itu, kalau tidak maka akan terjebak sendiri," tukasnya.