CILACAP -- Penyu langka jenis tempayan yang berukuran cukup besar, ditemukan di empang warga Desa Ujungmaning Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, Ahad (1/7) sore. Penyu itu, pertama kali dilihat oleh beberapa orang ibu yang kebetulan sedang melintas di dekat empang.
''Awalnya ibu itu, mengira hewan itu ular yang sedang melingkar. Karena takut dia melapor pada saya,'' kata Sukiman (46), pemilik empang tersebut, Senin (2/7).
Namun setelah dia mendatangi empangnya, ternyata hewan yang semula dikira ular itu, adalah seekor penyu. Penyu tersebut memiliki ukuran cukup besar, dengan panjang sekitar 1 meter, lebar 80 cm dan berat sekitar 100 kg atau kwintal.
Mengetahui ada penyu di empangnya, Sukiman kemudian meminta bantuan tetangganya untuk memindahkan penyu tersebut ke kamar mandi berdekatan dengan sumur. ''Kalau di empang saja, saya khawatir ada orang yang mengambil,'' jelasnya.
Soalnya, kata dia, setelah kabar temuan penyu itu beredar, beberapa orang tetangganya ada yang meminta penyu itu dipotong dan dagingnya dibagi-bagikan. Bahkan ada juga yang sudah menawar dengan harga Rp 250.000.
Koordinator Lapangan Polisi Hutan Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam Jateng Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap Rahmat Hidayat, menyatakan pihaknya sudah mendapat laporan tentang temuan penyu tersebut. ''Kalau dilihat dari foto-fotonya, penyu itu merupakan jenis penyu tempayan. Penyu itu termasuk satwa langka yang dilindungi,'' jelasnya.
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Jateng Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang-Cilacap Teguh Arifianto, menambahkan penyu tempayan ini sebenarnya sudah sangat lama tidak pernah terlihat di wilayah perairan Cilacap.
''Kalaupun ada, hanya terlihat di sekitar pantai Pulau Nusakambangan bagian timur atau wilayah sekitar Segara Anakan,'' katanya. Bahkan keberadaan penyu tempayan di bagian timur Pulau Nusakambangan tersebut, terindikasi pada tahun 2010 saat BKSDA menggelar survei bersama Badan Lingkungan Hidup Cilacap di Kali Kencana, Pulau Nusakambangan. ''Itu pun hanya hanya jejaknya saja,'' jelasnya.
Karean itu, dia mengaku sangat heran dengan temuan penyu tempayan yang terjebak di empang milik warga Desa Ujungmanik, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Segara Anakan.
''Mungkin penyu tersebut hanyut terbawa air pasang melalui sungai, saat hendak bertelur. Kalau hendak bertelur, penyu itu memang akan menyusuri pasir pesisir,'' jelasnya.
Berdasarkan perkiraan itu, Teguh akan mengecek kondisi kolam karena dikhawatirkan penyu tersebut sempat bertelur. ''Kita akan ke Ujungmanik, Selasa (3/7) sekaligus untuk mengevakuasi dan melepas penyu tersebyt di pantau selatan Nusakambangan,'' jelasnya.