REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Guru Besar dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof Dr Felisius Sanga meminta para bupati/walikota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengembalikan para guru ke sekolah. Penempatan para guru menjadi menjadi pejabat struktural seperti lurah, camat, dan pejabat eselon di tingkat kabupaten/kota telah berdampak pada buruknya kualitas pendidikan di NTT dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dia mengemukakan hal itu terkait dampak penempatan para guru pada jabatan struktural, terhadap kualitas pendidikan di provinsi kepulauan itu. Menurut dia, penarikan sejumlah guru untuk menempati jabatan sebagai kepala dinas atau pada jabatan struktural tertentu di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi lebih karena balas jasa politik seorang pemimpin.
Dalam konteks ini, para guru yang tidak mendapat kesempatan untuk ditarik menduduki jabatan struktural, merasa dianaktirikan dan itu akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Ironisnya, penarikan para guru untuk menduduki jabatan struktural itu dilakukan pada saat daerah ini sedang mengalami kekurangan guru untuk mengajar di depan kelas.
"Jadi semuanya memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas pendidikan, sehingga NTT selalu berada pada urutan paling buntut," katanya, di Kupang, Jumat (6/7).
Artinya, kata dia, masih ada faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap kualitas pendidikan, tetapi para guru yang memiliki peran strategis dalam dunia pendidikan, tidak boleh dialihkan hanya demi kepentingan politik. Dia juga menilai, rencana Wali Kota Kupang terpilih Jonas Salean untuk mengembalikan semua guru ke sekolah adalah keputusan yang tepat dan harus mendapat dukungan dari semua pihak.