REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Mengantisipasi kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako) menjelang datangnya Ramadhan 1433 Hijriyah, sebagian masyarakat di Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mulai memborong barang kebutuhan sehari-hari dalam jumlah besar. Hal itu biasa dilakukan warga setempat demi menghindari naiknya harga sembako dan langkanya sembako.
Seperti yang dilakukan Eka Murtini, warga Tanah Bumbu Eka Murtini. Ia mengaku membeli beberapa jenis barang sembako sebelum memasuki Ramadhan dari Banjarmasin. "Sudah bisa dipastikan beberapa hari menjelang Ramadhan harga sembako akan melonjak. Untuk itu kami membeli sembako langsung dari Banjarmasin untuk keperluan selama satu bulan," jelasnya.
Menurutnya, tidak semua jenis sembako yang dibeli dalam jumlah besar. Barang yang dibeli untuk keperluan satu bulan dan cenderung berfluktuatif, di antaranya, gula pasir, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng.
Hal yang sama juga dilakukan Karniti, seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Kotabaru. Karniti bersama Umi Fatimah juga memborong beberapa jenis sembako untuk keperluan satu bulan selama Ramadhan.
Barang yang dibeli dalam jumlah besar tersebut, seperti, beras, gula pasir, dan beberapa jenis sembako yang lainnya.
Umi Fatimah mengaku, di Pasar Kemakmuran Kotabaru harga bawang merah dalam kondisi normal seharga kisaran Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu per kg. Sedangkan beberapa hari ini naik hingga menjadi Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu per kg.
Gula pasir dalam kondisi normal seharga Rp 10.500 per kg, kini naik menjadi Rp 16 ribu per kg. Barang-barang tersebut cenderung naik lebih dari 10 persen dari kondisi normal.
Kabid Perdagangan pada Dinas Perindustrian Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Kotabaru H Kusairin, sebelumnya mengatakan, sudah menjadi hal yang lazim menjelang Ramadhan harga sembako akan naik. "Hal itu terjadi karena permintaan naik dan stok berkurang, atau bahkan naik sejak dari distributor," paparnya.