REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Seorang pemuda Tibet membakar dirinya dekat ibu kota Lhasa, Sabtu, kata satu kelompok hak asasi manusia, dalam serangkaian protes terhadap pemerintah Cina.
Nasib pemuda berusia 22 tahun bernam Tsewang Dorjee itu tidak diketahui kendatipun ada laporan-laporan ia meninggal, kata kelompok Free Tibet yang bermarkas di London dalam satu pernyataan, Selasa. Para pejabat pemerintah tidak bisa dihubungi untuk diminta komentar.
Dengan insiden terbaru itu,setidaknya 41 orang mtelah membakar dirnya di daerah-daerah China yang dihuni warga Tibet dalam protes terhadap kebijakan-kebijakan Cina yang menindas, kata para aktivis.
Kelompok hak asasi manusia itu megatakan pihak berwenang memperketat keamanan di daerah Damxung dekat ibu kota Lhasa setelah insiden itu, menahan para saksi mata dan memutuskan komunikasi.
Pada 27 Mei, dua pria membakar diri mereka di depan kuil Jokhang, satu tempat ziarah terkenal Buddha di tengak kota Lhasa, dalam insiden pertama seperti itu yang terjadi di kota tersebut.
Lhasa adalah pusat aksi kekerasan protes anti-pemerintah Cina tahun 2008, yang kemudian meluas ke daerah-daerah lain yang berpenduduk warga Tibet, dan pihak berwenang memberlakukan keamanan ketat sejak itu.
Para warga Tibet yang dongkol berada dibawah kekuasaan Cina atas wilayah Himalaya yang luas itu, mengatakan Beijing mengekang kebebasan agama dan kebudayaan mereka memudar akibat kedatangan etnik Han Cina, kelompok etnik utama negara itu.
Akan tetapi Beijing mengatakan warga Tibet bebas melaksanakan agama secara bebas dan mendapat keuntungan dari standar hidup yang membaik akibat perluasan ekonomi Cina.
Cina Ahad mulai membangun proyek wisata senilai 4,8 miliar dolar di Lhasa,sementara negara itu berusaha menarik lebih banyak wisatawan ke wilayah Tibet yang gelisah itu.