REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Penetapan tersangka tujuh orang anggota DPRD Riau oleh KPK, rupanya membuat sejumlah panitia penyelenggara PON ketar-ketir. Beberapa dari mereka bahkan ada yang sudah mengundurkan diri.
"Sejumlah bendahara mengundurkan diri karena trauma," kata Ketua Harian Pelaksana PON XVIII, Syamsu Rizal kepada wartawan, Sabtu (14/7), di Pekan Baru, Riau.
Syamsu mengatakan, penetapan 7 orang anggota DPRD Riau sebagai tersangka telah mencemaskan sejumlah panitia pelaksana. Padahal dia meyakini tidak ada penyelewengan anggaran PON. "Yang disebut-sebut uang suap itu bukan berasal dari uang PON," terangnya.
Kendati dihantui rasa takut, Syamsu optimistis penyelenggaraan PON akan berjalan sukses sesuai rencana. Saat ini menurutnya panitia penyelenggara tengah fokus pada upaya penyelesaian tempat pertandingan. "Insya Allah PON akan terselenggara 9 September sesuai rencana," katanya.
Terkait mundurnya sejumlah pengurus bendahara PON, Syamsu enggan merinci siapa saja mereka. Menurutnya saat ini panitia sudah mendapatkan pengganti para bendahara yang mengundurkan diri.
Seperti diketahui, kemarin (13/7) Wakil Ketua KPK, Bambang Widjajanto mengatakan kepada wartawan bahwa KPK sudah menetapkan 7 tersangka baru dalam kasus suap PON. Mereka adalah Adrian Ali dari Fraksi PAN,? Abubakar Siddik (Golkar), Tengku Muhazza (Demokrat), Zulfan Heri (Golkar), Syarif Hidayat (PPP), Muh Rum Zen (PPP) dan Turoechan Asyari (PDIP).