Senin 16 Jul 2012 17:39 WIB

Uji Mobil Listrik, Dahlan Mendadak Selebritis

Minister of State Owned Enterprises, Dahlan Iskan, has a test drive the Indonesian made elcetric car for 48 kilometer on Monday.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Minister of State Owned Enterprises, Dahlan Iskan, has a test drive the Indonesian made elcetric car for 48 kilometer on Monday.

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Senin siang, mendadak menjadi selebiriti di jalanan ketika melakukan uji coba (test drive) mobil listrik dari kawasan Kali Mulya, Depok, menuju Gedung Kemenristek, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.

Dahlan mengemudikan sendiri mobil listrik yang dinamakan Ahmadi Mesin 5.0 hasil rancangan Dasep Ahmadi.

Berbekal surat perjalanan dari Kepolisian Resor Depok, Dahlan sempat memberi keterangan singkat kepada para wartawan yang meliput uji coba tersebut.

"Mobil listrik ini harus didukung semua pihak. Ini lah bentuk kendaraan masa depan, karena tidak menggunakan energi Bahan Bakar Minyak (BBM)," kata Dahlan.

Ia menjelaskan, uji coba dilakukan tidak melalui jalan tol alias jalan biasa dari Kali Mulya menuju Gedung Kemenristek yang berjarak sekitar 45 kilometer.

Didampingi Ahmadi, tepat pukul 08:30 WIB, Dahlan memulai perjalanan dari Kali Mulya dan selanjutnya menyusuri kawasan Jalan Margonda Raya, Depok.

Para wartawan terutama media televisi yang mengikuti perjalanan uji coba tersebut terus mengabadikan Dahlan dari dalam mobil maupun dari sepeda motor.

Dahlan tampak sumringah, ketika memacu kendaraan mobil listrik dengan kecepatan antara 60-70 km per jam. Maklum pada pagi hari kawasan Margondaraya cukup lancar karena kedua ruas jalan diatur oleh Polantas.

Alhasil mobil Ahmadi Mesin 5.0 berwarna hijau yang diberi stiker "test drive" tersebut menjadi perhatian masyarakat yang juga sedang mengendarai mobil dan motor di sepanjang perjalanan.

Saat mengendarai mobil listrik itu Dahlan membiarkan kaca jendela dalam keadaan terbuka alias tidak menggunakan AC.

Menyusuri jalan layang Universitas Indonesia, Depok, dilanjutkan ke Lenteng Agung perjalanan cukup lancar.

Namun memasuki kawasan Pasar Minggu, Pancoran hingga Gatot Subroto, perjalanan seringkali tersendat karena macet.

Sehingga di tengah kemacetan, Dahlan pun mendapat sapaan dari sejumlah pengemudi mobil dan motor.

Dengan ramah Dahlan melambaikan tangan kepada setiap pengguna jalan lain yang berdampingan dengan kendaraan mobil listrik yang dikemudikannya.

Acungan jempol dari pengguna motor pun seringkali terlihat ditujukan kepada Dahlan.

Ada beberapa yang sengaja membuka kaca jendela mobil untuk bisa mengabadikan Dahlan dan mobil listrik tersebut, meskipun dari ponsel.

Tanda simpati sebagai pendorong semangat kepada Dahlan atas upaya getolnya menghadirkan mobil listrik pun terus mengalir. Bahkan ketika memasuki antrian lampu merah di perempatan Gatot Subroto-Mampang-Kuningan, seorang pengemudi kendaraan sengaja turun dari mobilnya hanya untuk memberi salam ala komando, kepada Dahlan.

Perjalanan terus berlanjut, memasuki kawasan Semanggi, Sudirman, dan Thamrin. Namun ketika berada di depan Kedutaan Besar Jepang, sejumlah media televisi meminta Dahlan menghentikan kendaraannya untuk wawancara seputar perjalanan dari Depok.

"Secara keseluruhan oke. Seharusnya bisa dijos (dipacu, red) hingga 80 km per jam, tapi anda tau sendiri perjalanan Depok-Thamrin kan tidak lancar, banyak titik yang membuat arus lalu lintas tersendat," kilahnya.

Ditanya soal kenyamanan, Dahlan mengatakan semua bagus. Cuma rem saja yang harus lebih disempurnakan.

"Tidak ada masalah, saat di jalan turunan, tanjakan, tidak ada masalah. Begitu juga indikatornya," katanya.

Lantas ketika ditanya mengapa saat mengendarai tersebut tidak menutup kaca jendela mobil, Dahlan sambil berseloroh mengatakan "pengen nampang lah".

Baterai lemah

Sambil wawancara, para wartawan pun terus memberondong Dahlan dengan berbagai pertanyaaan, mulai dari harga, kesiapan regulasi mobil listrik, hingga waktu produksi massal.

"Mobil listrik ini kan sebelumnya belum pernah ada di Indonesia, jadi kalau kita proyeksikan dapat diproduksi massal mulai akhir Maret 2013, harus ada aturan yang jelas soal kendaraan ini," katanya.

Perbincangan singkat dengan dengan sejumlah media massa pun selesai.

Namun ketika ingin melanjutkan perjalanan menuju "garis finish" di Gedung Kemenristek yang berjarak kurang dari 800 meter, mobil listrik tersebut tersendat alias mogok.

Harus menunggu beberapa saat, dan di start berkali-kali, mobil pun bisa tiba depan di Gedung Kemenristek.

"Gak apa-apalah yang penting sudah "finish" di sini. Tadi sempat tersendat karena baterai bermasalah. Tapi secara keseluruhan bagus," kata Dahlan yang langsung mengikuti rapat di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement