REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pimpinan Ar-Rahman Qur'anic Learning (AQL) Ustaz Bachtiar Nasir mengaku prihatin dengan sekulerisasi dan latenisasi yang menyebabkan banyak umat Islam tidak paham Alquran dan bahasa Arab .
Bahkan dari hasil penelitian dan riset yang dilakukan sejak tahun 2006, pada tahun 2011 baru sekitar 12 % umat Islam yang memiliki Alquran di rumahnya dan jumlah tersebut tahun ini hanya meningkat 15 %. Menurut Bachtiar, dari 15 % umat Islam yang memiliki Alquran baru sekitar 2 % yang mampu membaca dan mengerti tafsir.
Padahal jika umat Islam paham dan mampu menulis Al Qur’an dengan fasih tentu ribuan khasanah klasik Islam juga akan mudah dipahami dan ditelusuri isinya.
Untuk itu dengan diluncurkan gerakan Indonesia Menulis Al Qur’an (ImanQu) diharapkan bisa kembali mendekatkan umat pada Alquran. Salah satu inspirasi Bachtiar meluncurkan ImanQu adalah sewaktu kuliah di Madinah ada kenalannya seorang profesional asal London, yang mendalami pendidikan Islam bercita-cita ingin menulis Al Qur’an selama 30 hari hingga khatam di Masjidil Haram.
Profesor tersebut yang kerap menulis artikel internasional berujar, bahwa menulis Al Qur’an merupakan tesis terbaik dirinya yang akan diwariskan kepada anak cucunya kelak.