REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW---Rusia melihat tidak ada alasan mengapa Dewan Keamanan PBB tidak dapat menemukan konsensus untuk resolusi tentang krisis Suriah, kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov setelah pertemuan antara utusan perdamaian PBB Kofi Annan dan Presiden Vladimir Putin.
"Saya melihat tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa setuju di Dewan Keamanan PBB. Kami siap untuk ini," kata Lavrov.
Annan menambahkan, "Dewan, saya berharap, akan mengirimkan pesan bahwa pembunuhan harus berhenti dan bahwa situasi di lapangan tidak dapat diterima."
Sebelumnya, Rusia pada Senin mendesak semua pihak di Suriah untuk menghentikan permusuhan secara serentak untuk mengakhiri krisis 16-bulan di negara itu. Hal itu diucapkan Menlu Lavrov menjelang kunjungan kedua utusan khusus bersama PBB-Liga Arab Kofi Annan ke Moskow.
Dalam jumpa pers, Menlu Sergei Lavrov menyatakan Suriah juga harus secara serentak menarik senjata berat dan pasukannya dari kota di bawah kendali tentara PBB.
Kofi Annan datang ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa guna membahas krisis Suriah yang sedang berlangsung, kata Kremlin.
Sebagai perunding ulung dan penggagas rencana perdamaian untuk konflik Suriah, Annan membahas situasi Suriah dengan Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, kata petugas pers Kremlin.
Rusia bermaksud untuk menegaskan kembali dukungannya terhadap rencana enam pasal Annan yang menyerukan pendekatan politik dan diplomatik untuk mengakhiri krisis, kata pernyataan Kremlin.
Dia menambahkan bahwa rencana Annan "adalah satu-satunya solusi platform yang layak untuk penyelesaian masalah internal Suriah."