REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Insiden tergelincirnya pesawat Boeing 737 800 bernomor GA 174 milik Garuda Indonesia saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Selasa (17/7), diklaim merugikan maskapai lain yang melayani rute Pekanbaru.
"Ini insiden Garuda yang berimbas sampai kemana-mana, dan menempatkan maskapai lain dalam posisi sulit," kata District Manager Batavia Air Pekanbaru Bachtiar di Pekanbaru, Rabu dini hari.
Ratusan calon penumpang maskapai lain seperti Lion Air, Batavia Air, dan Sriwijaya Air yang sedianya berangkat dari Pekanbaru terpaksa bertahan di bandara hingga Rabu dini hari.
Para calon penumpang mengaku kesal karena pihak manajemen maskapai tidak memberikan kompensasi penginapan untuk mereka, pascapembatalan akibat insiden Garuda.
"Tidak ada kompensasi menginap karena kesalahan bukan pada Batavia," katanya.
Pantauan ANTARA di Bandara SSK-II, para calon penumpang banyak yang tidur di lantai bandara dan di sudut-sudut ruang terminal bandara.
Insiden itu mengakibatkan terlantarnya calon penumpang maskapai lain.
"Secara kemanusiaan memang kurang bisa diterima, tapi kami mohon maaf, kebijakan dari Jakarta tidak memberikan kompensasi menginap," kata Bachtiar.
Batavia akan berusaha mendatangkan satu pesawat dari Jakarta Rabu pagi untuk mengangkut penumpang yang tertunda berangkat.
"Tapi itu tergantung pada kondisi, apakah bandara sudah dibuka atau belum," katanya.
Senada dengan Bachtiar, Station Manager Sriwijaya Air Pekanbaru Ahmad Bustomi juga mengaku tidak dapat memberikan kompensasi menginap kepada calon penumpangnya.
Hingga saat ini, katanya, yang dapat diusahakan oleh Sriwijaya Air mencoba minta bantuan otoritas bandara untuk menyediakan tempat menginap untuk calon penumpang yang bertahan.
Kepada calon penumpang yang membatalkan keberangkatan, pihaknya akan mengembalikan uang tiket.
"Bagi penumpang Sriwijaya yang membatalkan penerbangan kami akan kembalikan uang tiket secara utuh, dan hingga saat ini, sudah banyak yang melakukan 'refund'," kata Bustomi.
Hingga berita diturunkan sekitar pukul 00.45 WIB, situasi di bandara masih panas. Para calon penumpang masih beradu argumen dengan manajemen maskapai terutama dari Lion Air.
Bahkan, sempat terjadi kericuhan saat para calon penumpang Lion Air beramai-ramai mengejar manajer maskapai yang terlihat oleh mereka bersembunyi di loket tiket.
Akibat ketiadaan dongkrak salvage di Pekanbaru, pihak otoritas Bandara SSK-II Pekanbaru tidak dapat melakukan prosedur evakuasi terhadap pesawat Garuda dari ujung barat landasan pacu hingga Rabu dini hari.
Sebanyak 19 penerbangan dibatalkan secara resmi pada pukul 22.30 WIB setelah sebelumnya ditunda tanpa kejelasan, sejak sore hari karena bandara secara resmi ditutup.