REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) meminta jajaran kepolisian tegas terhadap ormas yang acapkali mengadakan sweeping jelang dan di bulan Ramadhan. Jika tidak disikapi, IPW mengatakan, Polri bisa jadi bulan-bulanan berbagai pihak.
"Polri harus berani bersikap tegas menindak ormas dan oknum-oknumnya yang melakukan sweeping di bulan Ramadhan," jelas Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Rabu (18/7).
Sikap yang kompromi terhadap ormas, ungkapnya, bisa menjadi blunder sikap terhadap dua belah pihak, yakni ormas serta pengusaha nakal. Sehingga Polri dikhawatirkan menjadi bulan-bulanan dan pada akhirnya Polri juga terancam dikecam publik.
"IPW mengingatkan Polri bahwa aksi sweeping dan aksi demo serta aksi protes di malam hari tidak dibenarkan undang-undang. Untuk itu Polri harus berani menurunkan Brimob dan Pasukan Anti huru-hara untuk menghalau ormas yang melakukan aksi sweeping, terutama di malam hari,"papar Neta.
Jika massa ormas tersebut berbuat anarkis, Polri diminta Neta jangan ragu-ragu untuk melumpuhkan dengan peluru karet. IPW juga berharap pemerintah daerah konsisten dan mendukung Polri dengan cara menurunkan Satpol PP. Mereka harus turun melakukan sweeping sebelum ormas melakukannya.
Lantaran selama ini, setiap bulan Ramadhan lebih dari 70 persen tempat hiburan malam masih beroperasi. Dari luar memang tutup, tapi pengunjung bisa masuk dari pintu belakang.
"Jika hal ini dibiarkan sama saja Pemda membenturkan polisi dengan ormas. Namun Polri juga harus mau menindak dan menangkap pengusaha hiburan malam yang beroperasi di bulan puasa,"jelas Neta.