REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Presiden Myanmar, Ahad (22/7) melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Thailand sejak memangku jabatan dalam lawatan yang kemungkinan akan dipusatkan pada hubungan ekonomi antara kedua negara. Thein Sein tiba di Bangkok untuk kunjungan tiga hari untuk perundingan dengan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
"Pertemuan itu juga akan menjadi peluang untuk meningkatkan hubungan, terutama yang mendukung reformasi ekonomi yang sedang dilakukan Myanmar dan usaha-usaha pembangunan untuk kepentingan dua negara dan kawasan itu secara keseluruhan," kata kementerian luar negeri Thailand, seperti dilansir AFP.
Thailand telah meningkatkan hubungan ekonomi yang telah ada dengan tetangganya itu. Thailand, Cina, dan negara-negaral lain kawasan itu menjadi mitra dagang penting dengan Myanmar selama bertahun-tahun dikucilkan semasa pemerintah militer.
Tetapi reformasi yang dilakukan Thein Sein telah memicu peningkatan hubungan dengan Barat. Salah satunya adalah mulai mencabut sanksi-sanksi keras terhadap negara yang kaya sumber alam itu, di tengah-tengah harapan bagi pertumbuhan ekonominya.
Bulan ini Amerika Serikat memberikan persetujuan kepada perusahaan-perusahaan AS untuk menanam modal di Myanmar. Hal aitu, termasuk dalam sektor-sektor minyak dan gas, dalam satu pengurangan sanksi-sanksi yang paling luas dan paling kntroversial,sementara perusahaan-perusahaan asing mengincer peluang menguntungan dalam sektor energi.