REPUBLIKA.CO.ID, ADEN - Pasukan keamanan Yaman telah menjinakkan sebuah bom yang dipasang di pintu masuk gedung dinas intelijen di kota pelabuhan selatan Aden, kata kementerian pertahanan. Bom itu akan diledakkan dengan remot kontrol, kata situs kementerian mengutip pernyataan seorang pejabat keamanan, Ahad (22/7) malam, seperti dilansir Reuters, Senin (23/7).
Pasukan Yaman kembali merebut kendali beberapa kota di provinsi selatan Abyan bulan lalu, yang telah mereka sita tahun lalu dalam pergolakan politik yang menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh. Namun rangkaian serangan dan upaya pembunuhan terhadap para pejabat keamanan menunjukkan gerilyawan masih mampu beraksi di Yaman.
Pemberontakan terhadap Saleh memecah belah militer Yaman dan membesarkan kekhawatiran di Amerika Serikat dan eksportir minyak terbesar Arab Saudi. Kekacauan politik akan membesarkan hati kelompok gerilyawan di Yaman.
Washington dan Riyadh keduanya menjadi sasaran yang gagal serangan Al Qaidah sayap Yaman dan mendukung kesepakatan satu alih kekuasaan yang menggantikan Saleh dengan wakilnya pada Februari. Abd-Rabbu Mansour Hadi, pengganti Saleh, saat mulai menjabat menjanjikan untuk menyatukan kembali kekuatan militer dan akan memerangi Al Qaidah.
Kelompok gerilyawan Ansar al-Syariah (Partisan Hukum Islam) mengancam akan menyebar pertempuran di Yaman setelah dipaksa keluar dari Abyan. Kementerian dalam negeri mengatakan bahwa pihaknya telah meningkatkan keamanan dalam merespon dan memperingatkan akan adanya serangan lebih lanjut tentang target keamanan.