REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel), Lee Myung-bak, pada Selasa (24/7) meminta maaf kepada publik atas tindakan buruk yang dilakukan oleh orang terdekatnya. Permintaan maaf Lee tersebut dilontarkan dua pekan setelah saudara lelakinya ditahan dalam skandal suap dan juga menyeret beberapa pembantunya ke dalam penjara.
Lee meminta maaf langsung kepada publik melalui televisi nasional, seperti dilansir Reuters. Dalam siaran langsung itu, Lee membungkuk dalam-dalam dan mengatakan tidak ada yang patut disalahkan kecuali dirinya sendiri.
Kasus suap itu menjadi pukulan bagi kredibilitas politik dari pemimpin yang telah bersumpah untuk membersihkan citra kepemimpinan Korsel yang rawan terhadap korupsi. "Saya menundukkan kepala dalam permintaan maaf kepada publik karena membuat publik khawatir akan masalah ini. Siapa yang harus disalahkan atas masalah ini? Ini semua adalah kesalahan saya, saya rela menerima teguran apapun," kata dia.
Saudara Lee, Lee Sang-deuk, mantan anggota parlemen, ditahan pada 11 Juli, sepekan setelah kemunculannya di hadapan jaksa untuk menjawab pertanyaan tentang dugaan suap dari sebuah bank pailit. Skandal itu merupakan rangkaian kasus pemberi pinjaman junior yang gagal karena salah urus.
Akibatnya, ribuan nasabah yang merupakan kelas pekerja kehilangan tabungan mereka yang mencapai 50 juta won atau 43.600 dolar Amerika Serikat dalam bentuk asuransi deposito. Skandal itu juga berdampak terhadap beberapa pembantu dekat Lee dan sekutu politiknya. Lee direncanakan akan meninggalkan kantor pada Februari.
Menurut pengamat, kontroversi dan pengakuan Lee ini tidak berpengaruh terhadap pemilihan presiden dan pencalonan dari partai konservatif. Park Geun-hye, saingan Lee dari Partai Perbatasan Baru telah menjauhkan dirinya dari calon petahana sejak kemenangan Lee pada pemilu pada 2007.