Rabu 25 Jul 2012 15:25 WIB

Perkara yang Membatalkan Pahala Puasa

Sumpah Jabatan/Ilustrasi
Foto: Antara
Sumpah Jabatan/Ilustrasi

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Sahabatku simaklah peringatan Rasulullah ini, "Bisa jadi seorang yang berpuasa, bagiannya dari puasanya hanyalah lapar dan dahaga" (Shahih, HR Ibnu Hibban).

Dalam hadist lain, "Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta, dan pengamalannya, serta amal kebodohan, maka Allah tidak butuh pada amalannya meninggalkan makan dan minumnya. (Shahih, HR Al-Bukhari).

Karena itu kenalilah dan waspadailah perkara-perkara yang membatalkan nilai pahala puasa, yaitu:

  1. Berdusta
  2. Suka menggosip
  3. Suka memfitnah
  4. Mengadu domba
  5. Memberikan sumpah Palsu
  6. Berkata kasar, menghina atau merendahkan orang lain
  7. Melihat dengan syahwat
  8. Menyentuh wanita bukan mahramnya
  9. Marah tanpa alasan yang jelas
  10. Berkelahi
  11. Menampakan aurat
  12. Makan rizki haram, baik zat atau cara mencarinya, seperti menipu, menyogok, sogakan atau jadi perantaranya dan berbagai maksiat dan kezoliman lainnya.

 

Ayo sahabatku jangan sia-siakan puasa kita, ayo sungguh-sungguh berpuasa, ayo raih nilai kemuliaan disisi Allah dengan kesungguhan puasa dan taat... Insya Allah aamiin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement