REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kelangkaan tempe dan tahu merupakan keadaan yang emergency (darurat) dan harus ditanggulangi oleh pemerintah.
Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron di Jakarta, Rabu. Ia mendesak melalui Menteri Pertanian memastikan apa akar masalah kelangkaan kedelai ini. ''Kelangkaan tempe dan tahu tak bisa ditolerir," katanya
Jika kelangkaan kedelai dikarenakan stok yang tak mencukupi, kata politisi Partai Demokrat itu, maka perlu ada penambahan kedelai yang aman untuk jangka waktu tertentu.
"Namun bila kelangkaan ini terjadi karena permainan spekulan maka pemerintah harus menindak tegas," kata Herman.
Ia juga mendukung langkah Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa untuk menghapus bea masuk kedelai impor. "Ini langkah emergency respon, dalam jangka waktu pendek setuju, karena ini untuk menekan harga," kata Herman.
Disebutkan, untuk kebutuhan kedelai dalam negeri sekitar 2,25 juta ton. Sedang yang bisa diproduksi di dalam negeri sekitar 779 ribu ton.
"Jadi masih kekurangan sekitar 1,4 juta ton, yang dipenuhi melalui impor dari Amerika Serikat. Saat ini Amerika sedang musim kering, sehingga ada penurunan produktifitas dan harganya menjadi naik," jelasnya.