REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR, PAKISTAN -- Pakistan kembali menutup jalur pasokan logistik NATO yang melintasi perbatasan barat lautnya ke Afganistan. Keputusan penutupan yang bersifat sementara ini diambil dengan alasan keamanan dari serangan pejuang.
"Arus kendaraan NATO dihentikan sementara sejak Rabu malam untuk meningkatkan keamanan," kata seorang pejabat paramiliter.
Sebelumnya pada Selasa, kelompok bersenjata menyerang iring-iringan truk pasokan untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menewaskan satu sopir, di kota Jamrud di dekat kota utama baratlaut. Serangan ini adalah yang pertama sejak Pakistan mencabut penutupan jalur pasokan NATO.
"Kami melancarkan gerakan pencarian pada kelompok bersenjata di perbukitan sekitar Jamrud," tambah pejabat itu.
Jalur itu akan kembali dibuka setelah pasukan keamanan Pakistan menyatakan daerah itu aman. "Kami diperintahkan pihak berwenang menunggu di sini, selama mereka membangun kemanan di wilayah itu," kata Amanullah Khan, sopir truk NATO.
Sejauh ini, penutupan tersebut hanya memengaruhi penyeberangan Torkham. Di penyeberangan barat daya, Chaman, sekitar 17 truk menunggu izin masuk Afghanistan dan 20 truk lain diparkir di Quetta, kata petugas perizinan Ashraf Khan kepada AFP.
Meski begitu, sejak tiga minggu terakhir, truk dan petikemas masih menumpuk di Karachi, pelabuhan laut Arab, tempat barang NATO dibongkar untuk jalur darat. Hal ini setelah para pekerja menunggu jaminan keamanan dan bayaran selama tujuh bulan terakhir, kata Rana Mohammad Aslam, wakil ketua Perhimpunan Pengangkut Barang Seluruh Pakistan.
"Tidak satu pun truk meninggalkan kota sejauh ini karena masalah pembayaran dengan subkontraktor dan kegagalan pemerintah memikirkan rencana memberi keamanan memadai bagi truk pengangkut logistik," katanya.