REPUBLIKA.CO.ID, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC) Saeed Jalili mengatakan Washington dan Tel Aviv menargetkan Damaskus, karena pemerintah Suriah menjadi negara yang selama ini berkomitmen tinggi dalam mendukung perjuangan Palestina.
"Pemerintah Suriah adalah teladan di kawasan dalam mendukung gerakan perlawanan Palestina. Inilah alasan mengapa (Suriah) menjadi target AS, Zionis, dan teroris," kata Jalili dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Suriah, Omar Ghalawanji di Teheran, Kamis (26/7).
"Sementara kebanyakan negara Arab lainnya justru pasif menyikapi perang 22 hari di Jalur Gaza pada tahun 2009. Suriah sangat mendukung bangsa Palestina," tegas Jalili.
Baru-baru ini, seorang pejabat Qatar yang membelot ke Venezuela mengatakan Israel mendorong Qatar menyulut kerusuhan di Suriah, Lebanon dan Yordania, yang merupakan bagian dari kebijakan AS di Timur Tengah.
Ia meninggalkan negaranya karena menentang kebijakan dalam dan luar negeri Doha, termasuk intervensi di Suriah. "Qatar memiliki pusat operasi bersama dengan agen intelijen Israel, yang memantau peristiwa yang berlangsung di Suriah melalui Turki. Badan intelijen Israel, Mossad, adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan bom di ibukota Suriah yang menewaskan sedikitnya empat pejabat keamanan pekan lalu," tegasnya.