REPUBLIKA.CO.ID, Suatu hari dalam sebuah kereta bawah tanah, seorang anak berusia 14 tahun bernama Neelain Muhammad bertemu seorang pria kulit hitam.
‘’Ucapkan syahadatmu, ucapkan syahadatmu!’’ ujar pria yang berasal dari Nation of Islam itu, sedikit memaksa. Neelain pun langsung menghindar dan menjauhi pria itu.
Sejak itulah Neelain mulai mengenal Islam. Pada waktu itu, kata dia, kelompok Muslim kulit hitam di Amerika yang tergabung dalam Nation of Islam amat gencar memperkenalkan Islam. ‘’Mereka ada di mana-mana seperti semut,’’ ujarnya dalam sebuah acara televise bertajuk The Deen Show.
Nation of Islam, tutur Neelain, berdakwah kepada orang-orang kulit hitam. ‘’Pemimpinnya ingin menyatukan manusia dalam satu bangsa, yaitu Bangsa Islam,’’ cetusnya.
Dari pengalamannya bertemu pria kulit hitam yang memintanya mengucap syahadat, dia juga mulai tahu bahwa memakan daging babi dilarang oleh ajaran Islam.
Uniknya, sejak mengetahui informasi itu, Neelain tak mau lagi mengonsumsi daging babi. Dalam sebuah ritual yang biasa dilakukan oleh keluarga Afro-Amerika, yaitu sarapan bersama, sang ibu memasak berbagai makanan, termasuk daging babi.
Neelain yang doyan menyantap daging babi, sejak pagi itu tak mau lagi menyentuhnya. Sang ayah pun heran dengan sikap anaknya yang tak tertarik dengan hidangan babi kesukaannya.
‘’Mengapa kau tidak memakan daging itu?’’ tanya ayahnya.
‘’Aku tidak makan babi lagi.’’
‘’Di dalam babi terdapat 999 penyakit,’’ ungkap Neelain.
"Dari mana kau tahu hal itu?’’ Ayahnya merasa heran.
"Dari Nation of Islam," jawabnya enteng.
Mendengar jawaban itu, sang ayah langsung murka. Ia lalu mengambil daging babi dan menaruhnya dengan kasar ke dalam piring Neelain. Ayahnya memaksa Neelain memakan daging babi itu.
***
Selepas peristiwa itu, Neelain bergabung dengan Nation of Islam. Ia bahkan sempat menjadi letnan di organisasi tersebut. Ia bertugas menyebarkan ajaran kelompoknya kepada orang-orang negro yang ditemuinya. Di organisasi itupula ia mempelajari Islam.
Neelain mengaku bahwa Yesus bukanlah Tuhan, seperti yang selama ini diajarkan keluarganya. Bagi dia, Yesus adalah seorang Nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan kebenaran kepada umatnya. Yesus tidak pernah diminta untuk disembah sebagai Tuhan, dan Yesus tidak pernah datang untuk membersihkan dosa manusia.
"Karena setiap manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Baik atau buruk yang mereka lakukan bergantung pada perilaku mereka sendiri," kata dia.