REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Suriah menutup kedutaan besarnya di Australia, kata pejabat pada Senin, dua bulan setelah Canberra mengusir pemimpin tertinggi kedutaan itu terkait dengan pembunuhan massal terburuk dalam konflik lebih dari satu tahun di Suriah.
"Kedutaan Besar Suriah di Canberra sudah tutup," kata misi Suriah di lamannya. Mayer Dabbagh, konsul kehormatan di Sydney, membenarkan penutupan tersebut namun menolak memberikan keterangan tentang mengapa kedutaan ditutup ataupun apa yang telah terjadi dengan stafnya, beberapa di antara mereka dilaporkan sedang mencari suaka di Australia.
Australia pada akhir Mei lalu mengusir kuasa usaha Suriah Jawdat Ali bersama satu diplomat lainnya. Pengusiran dilakukan satu hari setelah ia dipanggil oleh para pejabat Australia menyangkut tewasnya lebih dari 100 orang di kota Houla.
Saat itu, Menteri Luar Negeri Bob Carr menggambarkan pembunuhan massal itu sebagai "kejahatan yang mengerikan dan brutal. Ini merupakan cara yang paling efektif yang kita punya untuk menyampaikan perasaan muak kita kepada pemerintahan Suriah," kata Carr.
Juru bicara Carr mengatakan bahwa kedutaan besar Suriah telah memutuskan untuk melakukan penutupan atas kehendak sendiri. "Beberapa anggota staf sedang mencari suaka di Australia dan hal itu merupakan masalah keimigrasian," tambahnya.
Australia terus mengutuk rejim Bashar al-Assad --yang pasukannya melakukan serangan terhadap para gerilyawan di kota dengan penduduk paling padat, Aleppo, hingga memaksa 200.000 warga sipil lari menyelamatkan diri.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, lebih dari 200.000 orang tewas di Suriah sejak munculnya pemberontakan terhadap kepemimpinan Assad pada Mei 2011.