REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Fenomena embun upas atau bunga es (frost) yang muncul di Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara, sejak tiga hari terakhir menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata ini.
"Sejumlah wisatawan dari Jakarta dan Yogyakarta menghubungi kami untuk memastikan kemunculan fenomena embun upas di Dieng. Mereka ingin melihat secara langsung fenomena tersebut," kata staf Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Banjarnegara Wilayah Dieng Arif Rahman di Banjarnegara, Rabu.
Menurut dia, fenomena embun upas ini biasa terjadi pada puncak musim kemarau sekitar Juli-Agustus terutama pada dinihari saat suhu udara di bawah 0 derajat Celcius. Dalam hal ini, kata dia, embun membeku seperti butiran es berukuran kecil sehingga menyerupai hamparan salju yang menutupi tanaman.
"Biasanya kalau siang hari terasa sangat panas, malam harinya akan terasa sangat dingin hingga suhunya di bawah 0 derajat Celcius sehingga muncul embun upas," katanya.
Dalam tiga hari terakhir, kata dia, embun upas paling tebal terjadi pada 30 Juli karena ketebalannya mencapai 1 centimeter akibat suhu udara pada dinihari mencapai minus 2 derajat Celcius.
Ia mengatakan, embun upas yang mulai muncul pada dinihari akan meleleh sekitar pukul 07.00 WIB akibat terkena sinar matahari. "Wisatawan lokal pun banyak yang berdatangan ke Dieng untuk menyaksikan fenomena embun upas di pagi hari," katanya.
Meskipun menjadi daya tarik bagi wisatawan, fenomena embun upas yang muncul pada puncak musim kemarau merupakan musuh petani di Dataran Tinggi Dieng karena dapat merusak tanaman kentang.