REPUBLIKA.CO.ID,MAMUJU--Dampak mogok kerja yang dilakukan para dokter dan perawat semenjak tiga hari terakhir ini membuat puluhan pasien terpaksa meninggalkan Rumah Sakit (RS) Regional Sulawesi Barat lantaran tak lagi mendapat perawatan yang memadai.
"Terpaksa kami meninggalkan RS Regional karena pasien tak lagi mendapat perawan yang memadai dari perawat apalagi dari dokter," kata Nursinah salah seorang keluarga pasien dari kelurahan Simboro di Mamuju, Sabtu.
Menurutnya, para tenaga medis mengarahkan kepada keluarga pasien untuk segera meninggalkan RS karena tak ada lagi perawat dan dokter yang masuk bekerja akibat belum ada solusi yang jelas terkait tuntutan pembayaran tunjangan insentif.
"Dengan berat hati kami harus keluar di RS ini karena bila bertahan maka kondisi pasien justru akan semakin terpuruk," kata dia.
Ia mengatakan, para tenaga medis yang bekerja di RS Regional juga tak lagi menerima pasien baru yang hendak mendapat perawatan.
"Aktivitas pelayanan kesehatan di RS lumpuh total tanpa ada solusi bijak dari pemerintah setempat, yang seharusnya pemerintah melakukan reaksi cepat untuk menyelamatkan kepentingan masyarakat umum,"sesal nya.
Hal senada dikatakan, Bakri, salah seorang keluarga pasien. Ia juga menyesalkan sikap pemerintah yang dianggap lamban menangani persoalan kekisruhan yang terjadi di RS regional Sulbar,
"Ini tentu sangat memalukan dengan kondisi ini apalagi RS regional bakal dijadikan sebagai rumah sakit rujukan di provinsi terbungsu ini," ungkapnya.
Sebelumnya, Eny, salah seorang perawat di RS Regional mengemukakan, dirinya dan para dokter bersepakat memilih mogok kerja lantaran tunjangan insentif selama tujuh bulan belum dibayarkan.
"Kami memilih mogok kerja karena pemerintah mengabaikan pembayaran hak para tenaga medis yakni tunjangan insentif selama tujuh bulan terakhir," kata dia.
Ia mengatakan, para dokter dan umumnya perawat bersepakat akan kembali bekerja apabila tuntutan mereka terpenuhi.
"Sebenarnya kami juga kasihan dengan kondisi pasien yang tidak terlayani secara baik gara-gara mogok kerja. Namun, di sisi lain kami juga terdesak kebutuhan sehingga mendesak agar pemerintah tidak menunda hak-hak para petugas medis," katanya.