REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran sedang dihantam perang, khususunya di sektor ekonomi. Begitulah pandangan pejabat pemerintah dalam negeri yang menghadapi sanksi AS dan ancaman serangan militer terbaru dari militer terkait aktivitas nuklir Iran.
"Ini perang." ujar kepala Dewan Garda Iran, Ayatollah Ahmad Jannati. Pernyataan itu ia lontarkan dalam saat memberi kotbah shalat Jumat (3/8) di Teheran.
"Iran harus menggerakkan bangsa, pemerintah, pejabat dan pasukan bersenjata untuk menghadang masalah ekonomi khusus dan spesial ini, yang bergerak jauh melampaui resesi ekonomi global," ujarnya.
Janati mengatakan para pejabat saat ini, di bawah pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, sedang melakukan segala cara untuk mengatasi krisis. Ia juga mendesak media nasional menghindari 'kisah-kisah' pesimis'. Sebaliknya, ia mendorong media aktif dan fokus terhadap berita yang membuat rakyat bahagia, berharap dan mendorong moral mereka.
Sanksi dari Barat, terutama embargo Uni Eropa dan AS telah menua efek. Hampir separuh penjualan minyak mentah Iran, menuru Badan Energi Internasional, menguap. Namun, Cina, pembeli terbesar minyak dunia saat ini masih mengimpor dari Iran dan mengabaikan sanksi dari AS.