REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran di Masjid Joplin (Joplin Islamic Society) kota Joplin, Missouri, Amerika Serikat, pukul 3.30 dini hari Senin (6/8) waktu setempat tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, kata Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri PLE Priatna yang mengutip kabar dari Mininter Councellor Pensosbud KBRI Washington Heru Subolo.
Siaran pers Kemlu yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan kendati kru Pemadam Kebakaran Carl Junction Joplin berupaya untuk memadamkan kebakaran namun seluruh bangunan terbakar habis dan hanya meninggalkan sisa-sisa puing struktur bangunan.
Penyebab kebakaran tersebut saat ini sedang diselidiki polisi. Namun masjid tersebut telah diasuransikan.
Imam Masjid tersebut Dr. Lahmudin yang berwarga negara Indonesia menuturkan kebakaran tersebut merupakan yang kedua kali.
Berdasarkan laporan Dr. Lahmudin serta dikutip juga di berbagai media di AS, pada 4 Juli 2012, seorang pria berusaha membakar masjid dengan melemparkan sebuah benda yang mengandung api namun hanya mengakibatkan kerusakan kecil.
Pria itu tidak teridentifikasi tetapi gambarnya tertangkap kamera pengawas. Sampai kini FBI masih menawarkan hadiah 15.000 dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku tindakan tersebut.
Menanggapi kejadian ini, Dubes RI di Washington DC Dino Patti Djalal telah memberikan arahan langsung agar KBRI Washington DC berkoordinasi dengan KJRI Chicago yang membawahi wilayah kerja Missouri untuk memastikan tidak adanya korban WNI dalam kejadian tersebut.
KBRI Washington DC juga menyampaikan apresiasi terkait pernyataan Senator AS, Roy Blunt, (Republican-Missouri) yang secara terbuka melalui e-mail, mengatakan ia "sangat sedih" mendengar tentang kebakaran itu.
"jika ternyata hal ini karena aksi pembakaran yang disengaja, tentunya hal ini tidak dapat diterima," katanya.
Masjid yang terletak di Jalan 1302 Black Cat S, Joplin tersebut melayani sekitar 50-an warga muslim di daerah tersebut, termasuk di dalamnya satu keluarga WNI (Imam Lahmuddin, istri dan lima anak).
Dengan semangat kepedulian, KBRI Washington DC dan KJRI Chicago segera melakukan langkah-langkah lebih lanjut yang diperlukan dalam membantu mengatasi masalah yang mungkin dapat terjadi bagi warga negara Indonesia yang juga menggunakan fasilitas masjid tersebut.