Kamis 09 Aug 2012 10:23 WIB

Selidiki Kematian Arafat, Laboratorium di Swiss Ajukan Syarat Khusus

Yasser Arafat
Foto: top99news.com
Yasser Arafat

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH, TEPI BARAT -- Satu laboratorium di Swiss diminta oleh komite di Palestina untuk menyelidiki kematian Bapak Nasionalisme Palestina, Yasser Arafat. Namun laboratorium itu mengajukan syarat khusus untuk mau melakukan penyelidikan.

"Kami telah diundang oleh Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) dan kami saat ini sedang mempelajari cara paling cocok untuk menanggapi permintaan itu," kata Darcy Christen, Juru Bicara lembaga itu.

Syarat itu, lanjutnya, adalah jaminan jika temuan mereka nanti tidak akan digunakan untuk tujuan politik.

"Keprihatinan utama kami ialah jaminan kemerdekaan, kredibilitas dan transparansi atas setiap keterlibatan yang kami lakukan," kata Christen.

Tawfiq Tirawi, pemimpin komite yang menyelidiki kematian Arafat, mengatakan mereka telah menantikan kehadiran tim dari Swiss.

"Kami telah mengharapkan kedatangan (tim Swiss) secepatnya ... pimpinan telah bertekad akan meluluskan apa pun permintaan yang mereka ajukan," kata Tirawi.

Jika persyaratan itu disetujui, penggalian kerangka Arafat dari kuburannya di pusat kompleks presiden PNA di Ramallah akan menjadi tindakan yang sangat penuh emosi bagi rakyat Palestina. Komite penyelidik setempat menyatakan pemerintah dan keluarga Arafat siap menghadapi kondisi tersebut.

Rencana penelitian ini mencuat setelah seorang janda Yasser Arafat meminta izin untuk kembali menggali jenazah suaminya yang telah dikuburkan tujuh tahun lalu. Permintaan tersebut terkait laporan Aljazeera yang menyatakan kemungkinan Arafat diracun oleh musuh-musuhnya.

Satu laporan Aljazeera mengatakan, kemungkinan Arafat diracun dengan polonium. Polonium adalah sejenis isotop radioaktif yang sangat langka.

Laporan tersebut kontan bertentangan dengan catatan medis Arafat selama ini. Hal ini membangkitkan teori konspirasi di twitter. Banyak dugaan muncul Arafat dibunuh oleh agen-agen Israel atau musuh-musuh Palestina.

Aljazeera mengatakan, laporan berdasarkan pada jejak polonium yang ditemukan pada pakaian Arafat dan barang-barang lain. Barang dan pakaian tersebut diberikan oleh istrinya Suha, pada Institut Radiasi Fisika di Universitas Lausanne, Swiss.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement