Ahad 01 Jan 2023 12:22 WIB

Warga Gaza Rayakan HUT Partai Fatah yang Langka

Warga memperingati 58 tahun berdirinya partai Fatah di Taman Katiba.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pendukung Fatah Palestina meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera gerakan selama unjuk rasa menandai ulang tahun ke-58 yayasan gerakan Fatah di alun-alun tentara Tak Dikenal di Kota Gaza, Sabtu, 31 Desember 2022. Ratusan ribu warga Palestina memadati taman Kota Gaza Sabtu hingga menandai ulang tahun ke-58 berdirinya partai Fatah, pertunjukan popularitas yang langka di jantung kelompok militan Hamas, saingan utama Fatah.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Pendukung Fatah Palestina meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera gerakan selama unjuk rasa menandai ulang tahun ke-58 yayasan gerakan Fatah di alun-alun tentara Tak Dikenal di Kota Gaza, Sabtu, 31 Desember 2022. Ratusan ribu warga Palestina memadati taman Kota Gaza Sabtu hingga menandai ulang tahun ke-58 berdirinya partai Fatah, pertunjukan popularitas yang langka di jantung kelompok militan Hamas, saingan utama Fatah.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Ratusan ribu warga Palestina memadati taman Kota Gaza pada Sabtu (31/12/2022). Mereka memperingati 58 tahun berdirinya partai Fatah dan pertunjukan popularitas yang langka di jantung kelompok kelompok Hamas, saingan utama Fatah.

Massa mengubah Taman Katiba menjadi lautan bendera kuning. Gambar para pendiri dan pemimpin Fatah, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pendahulunya Yasser Arafat pun menghiasi area tersebut. 

Baca Juga

Hamas yang mengambil alih Gaza setelah mengalahkan pasukan pro-Abbas pada 2007, mengizinkan Fatah mengadakan rapat umum. Padahal dalam beberapa kesempatan terakhir setelah pengambilalihan 2007, Hamas memblokir atau membatasi kegiatan Fatah.

Didirikan oleh Arafat dan para pemimpin lainnya pada 1959, Fatah mengumumkan kelahirannya ketika meluncurkan serangan bersenjata pertama terhadap Israel dari Lebanon pada 1 Januari 1965. Namun, pada 1990-an, Arafat menandatangani kesepakatan damai dengan Israel dan Otoritas Palestina (PA) dibentuk untuk mengelola Gaza dan bagian wilayah pendudukan Tepi Barat.

Aksi peringatan itu terjadi pada saat perpecahan antara warga Palestina. Fatah dan Hamas, faksi Palestina terbesar, tetap menjadi musuh bebuyutan dan upaya Arab berulang kali untuk mendamaikan mereka gagal.

Selama bertahun-tahun, Hamas telah mengkonsolidasikan pengawasan di Gaza dan PA yang diakui secara internasional sedang berjuang untuk mengatur daerah otonom di Tepi Barat. Tuduhan korupsi dan teka-teki salah urus PA dan Abbas secara luas dipandang sebagai otokrat.

Jajak pendapat menunjukkan, Fatah tidak begitu populer. Jumlah pemilih yang besar dapat dilihat sebagai kesempatan langka untuk memprotes kekuasaan keras Hamas di Gaza.

Persaingan kelompok telah melelahkan warga Gaza dengan pajak yang berat di tengah rekor tingkat pengangguran dan kemiskinan. Sebanyak 2,3 juta penduduk hidup di bawah blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan. 

Menurut Israel tindakan itu diperlukan untuk menghentikan Hamas menimbun senjata. Para kritikus mengatakan blokade tersebut merupakan hukuman kolektif.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement