REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat tinggi Gedung Putih, Rabu (8/8) memuji gerakan anti-Qaidah Presiden baru Yaman, Abdrabuh Mandur Hadi, serta menghargai tekad pemerintahannya memerangi jaringan tersebut. "Sejak Presiden Hadi menjabat, ada tekad baru, konsistensi baru dalam upaya pemerintah Yaman untuk kontra-terorisme," kata Kepala Penasehat Kontra-Terorisme John Brennan dalam dialog dengan kelompok pakar Dewan Hubungan Luar Negeri di Washington.
Amerika Serikat menjaga hubungan baik dengan pendahulu Hadi, Ali Abdullah Saleh, yang mengundurkan diri pada Febuari setelah berkuasa selama 33 tahun. Namun Brennan mengatakan bahwa ada perbedaan pendapat mendasar dengan mantan presiden itu.
"Ada semacam percampuran antara politik, suku dan banyak hal lain. Pada saat itu pemerintah Yaman sebelum Presiden Hadi melihat bahwa operasi kontraterorisme tertentu dapat mempengaruhi ekuitas politik mereka," katanya, seperti dilansir AFP, Kamis (9/8).
Brennan mengatakan pasukan Yaman di bawah kepemimpinan Presiden Hadi telah melakukan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Al Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) yang secara luas dilihat Washington sebagai jaringan global yang paling berbahaya.
Amerika Serikat terus memberikan bantuan militer ke Yaman, termasuk 159 juta dolar AS untuk tahun ini saja, dan melakukan serangan udara pada Al Qaidah. Brennan menambahkan bahwa lebih dari setengah dari 337 juta dolar bantuan AS difokuskan untuk transisi politik, kemanusiaan dan pembangunan.