REPUBLIKA.CO.ID, YIWU -- Satu dekade lalu populasi Muslim Yiwu, Provinsi Zhejiang bisa dihitung jari. Kini, populasi muslim terus bertambah, terutama di kawasan Selatan dan Barat Yiwu.
Imam Masjid Aisi, Gioro Baoquan mengaku naiknya populasi muslim sangat mengejutkan. "Benar-benar spektakuler," kata dia seperti dikutip onislam.net, Senin (13/8).
Aisin Gioro menjelaskan Yiwu telah menjadi pusat perdagangan berorientasi ekspor. Di kota ini, banyak berdatangan pedagang asal Arab dan Asia Selatan membeli barang buatan Cina sebelum dikirim ke negaranya.
Daya tarik Yiwu menjadi magnet bagi Muslim Cina, Hui dan Uighur datang dan berdagang. Sebagian dari mereka bekerja di restoran dan sebagai asisten toko atau juru bahasa. "Luar biasa, Yiwu telah menjadi pusat Populasi Muslim di kawasan Timur," ujarnya.
Meski tidak ada data resmi, populasi Muslim Yiwu diprediksi mencapai 35 ribu orang, separuh dari populasi berasal dari Timur Tengah. "Campuran yang unik antara perdagangan dan kehidupan beragama," papar Aisin-Gioro.
Umat Islam mulai berdatangan sekitar awal 2000. Jumlah mereka saat itu hanya seratus orang. Sebagian besar mereka menginap di hotel. Untuk kebutuhan ibadah, mereka menyewa satu kamar khusus untuk shalat.
Memasuki 2004, populasi muslim terus bertambah sehingga pemerintah setempat akhirnya memberikan kesempatan kepada komunitas muslim untuk membangun tempat ibadah di bekas pabrik sutra. Lima tahun kemudian, berdirilah masjid baru senilai 25 juta Yuan. Dana dari masjid ini berasal dari luar negeri dan dalam negeri.
Guangzhou, salah satu kota terbesar di Cina, juga mengalami kenaikan populasi muslim. Li Zihong, 41 tahun, pemilik restoran dari etnis Hui, mengatakan persatuan antar muslim di Yiwu, sama kuatnya dengan saudara mereka di Gungzhaou. "Alhamdulillah, saat ini kami telah memiliki sebuah masjid megah, tempat dimana kami bertemu satu sama lain," kata dia.