Rabu 15 Aug 2012 17:01 WIB

Samudera Pasai, Khilafah Islam Nusantara (4-habis)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi Kerajaan Samudera Pasai.
Foto: blogspot.com
Ilustrasi Kerajaan Samudera Pasai.

Saksi Sejarah Kejayaan Pasai

Sebagai kerajaan Islam pertama yang pernah berjaya di bumi Nusantara, Samudera Pasai meninggalkan berbagai peninggalan penting. Berikut adalah saksi sejarah kejayaan Samudera Pasai.

Deureuham atau Dirham

Dirham merupakan alat pembayaran dari emas tertua di Asia Tenggara. Mata uang ini digunakan Samuedera Pasai sebagai alat pembayaran pada masa Sultan Muhammad Malik Al-Zahir.

Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu tertulis; Muhammad Malik Al-Zahir. Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama Al-Sultan Al-Adil. Diameter Dirham itu sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram dengan kadar emas 18 karat.

Cakra Donya

Cakra Donya adalah hadiah yang diberikan Kaisar Cina kepada Sultan Samudera Pasai. Hadiah berupa bel itu terbuat dari besi dan diproduksi pada tahun 1409 M. Bel itu dipindahkan ke Banda Aceh sejak Portugis dikalahkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.

Makam Sultan Malik Al-Saleh .

Makam Malik Al-Saleh terletak di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Nisan makam sang sultan ditulisi huruf Arab.

Makam Sultan Muhammad Malik Al- Zahir

Malik Al-Zahir adalah putera Malik Al- Saleh, Dia memimpin Samudera Pasai sejak 1287 hingga 1326 M. Pada nisan makamnya yang terletak bersebelahan dengan makam Malik Al-Saleh, tertulis kalimat; Ini adalah makam yang dimuliakan Sultan Malik Al-Zahir, cahaya dunia dan agama. Al-Zahir meninggal pada 12 Zulhijjah 726 H atau 9 November 1326.

Para Penguasa Pasai

Sultan Malik Al-Saleh (1267 M - 1297 M)

Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297 M - 1326 M)

Sultan Ahmad Laidkudzahi (1326 M - 1383 M)

Sultan Zainal Abidin Malik Al-Zahir (1383 M - 1405 M)

Sultan Shalahuddin (1405 M - 1412 M).

Malik Al-Saleh

Menurut Marco Polo, Malik Al-Saleh adalah seorang raja yang kuat dan kaya. Ia merupakan sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai. Awalnya, sang Sultan bernama Merah Silu. Setelah masuk Islam, ia diberi sebuah nama yang biasa digunakan Dinasti Ayyubiyah di Mesir.

Konon, dia diangkat menjadi sultan di Kerajaan Samudera Pasai oleh seorang Laksamana Laut dari Mesir bernama, Nazimuddin Al-Kamil. Malik Al-Saleh menikah dengan putri Eaja Perlak. Hikayat Raja-Raja Pasai menceritakan bagaima Merah Silu memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Menurut legenda masyarakat itu, suatu hari Malik Al-Saleh bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Setelah itulah, ia lalu memutuskan untuk masuk Islam. Ketika berkuasa, Malik Al-Saleh menerima kunjungan Marco Polo. Menurut Marco Polo, Malik Al-Saleh menghormati Kubalai Khan—penguasa Mongol di Cina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement