Kamis 16 Aug 2012 15:52 WIB

Bawa Petasan, Dua Pemudik Diamankan Polisi

Rep: ira sasmita/ Red: Taufik Rachman
  Penumpang kereta api antre masuk ke dalam Kereta Mataremaja di Stasiun Senen, Jakarta, Rabu (15/8). (Edwin Dwi Putranto/Republika)
Penumpang kereta api antre masuk ke dalam Kereta Mataremaja di Stasiun Senen, Jakarta, Rabu (15/8). (Edwin Dwi Putranto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tertangkap tangan membawa petasan berdaya ledak tinggi, polisi menciduk dua orang penumpang kereta apai (KA) di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Kamis (16/8). Pelaku bernama Suyud (42) dan Jaeni Arif (26).

Perwira posko keamanan Stasiun Senen, AKP Ahmad Junaedi, menjelaskan, pelaku diketahui akan mudik menggunakan KA Kutojaya, tujuan Kebumen, Jawa Tengah.

"Pelaku kami tangkap pukul 08.00 WIB. Mereka bawa karung. Kalau dilihat dari luar ukuran isi karung cukup panjang. Setelah kami geledah, ditemukan petasan dengan daya ledak tinggi," kata dia, di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Kamis (16/8).

Setelah dilakukan pengecekan, dari tangan Suyud, polisi menyita satu gulung mercon sebanyak 112 buah, satu kotak berisi 17 mercon kembang api. Sedangkan dari tangan Zaeni, didapatkan 267 mercon besar, 43 mercon, 3 mercon pelontar ukuran sedang. Disita juga dua mercon kembang api pelontar ukuran besar.

Menurut Junaedi, kedua pelaku tercatat sebagai warga Krendang Selatan, Tambora, Jakarta Barat. Keduanya berprofesi sebagai karyawan di sebuah rumah makan di bilangan Tambora, Jakarta Barat.

Pelaku mengaku  membeli mercon tersebut senilai Rp 500 ribu dari seseorang di Jakarta. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dikatakan   Junaedi, pelaku dibawa ke Polsek Senen.

"Sampai sekarang masih di Polsek Senen untuk diperiksa. Kan sudah jelas dilarang bawa petasa," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement