REPUBLIKA.CO.ID, David Conrad, seorang warga Morton Grove, III, gusar betul dengan suara-suara dari Pusat Pendidikan Muslim. Rumahnya berdekatan dengan tempat parkir kompleks tersebut dan selama Ramadhan, para pria, wanita dan anak-anak rutin memenuhi masjid tiap malam untuk beribadah.
Pada 10 Agustus lalu, Conrad--yang sepertinya sudah tidak tahan--diduga menembakkan senapannya ke dinding masjid ketika sekitar 500 orang sedang beribadah di dalamnya. Bangunan hanya mengalami kerusakan kecil dan tak ada yang terluka. Tapi apakah benar aksi itu sekedar ulah tetangga penggerutu?
Bila melihat serangkaian insiden serangan terhadap masjid di penjuru Amerika Serikat dalam dua pekan terakhir, penembakan Morton Grove bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Hanya dalam 10 hari, ada delapan kasus vandalisme dan serangan terhadap rumah ibadah di sana termasuk penembakan acak mematikan di kuil Sikh, Winsconsin, pada 5 Agustus. Sementara tujuh insiden lain yakni pelecehan terhadap masjid yang memunculkan getar ketakutan terhadap komunitas Muslim AS.
Polisi Morton Grove tak mendakwa Conrad dengan kejahatan didorong kebencian, tapi FBI menyelidiki serangan tersebut sebagai kriminal kebencian. CAIR pun mendesak FBI untuk menginvestigasi insiden Lombard sebagai kejahatan serupa.
Apa lagi itu Lombard? Hanya sekitar 40 kilometer dari Pusat Pendidikan Morton Grove, terdapat sebuah sekolah Islami di Lombard yang bahkan mendapat serangan hingga meremangkan bulu kuduk. Seorang penyerang melemparkan bom rakitan sendiri ala MacGyver ke dalam bangunan ketika para jamaah sedang beribadah.
Botol soda yang dilemparkan berisi bahan kimia rumah tangga termasuk asam dan beruntung tidak meledak. Bisa dibayangkan apa yang terjadi bila ledakan dengan percikan cairan asam mengenai mereka yang berada di sana.
Lagi-lagi, jamaah dibuat kalang kabut namun mereka tak terluka. Menurut laporan lokal, belum ada tersangka dalam kasus tersebut dan FBI masih menyelidiki kasus tersebut.
Serangan di Joplin, Illinois muncul sebagai titik terendah toleransi ketika masjid diruntuhkan menjadi puing dan abu oleh kebakaran hebat pada Senin lalu. Meski otoritas tengah menyelidiki apakan itu kebakaran itu disengaja, kejadian serupa terhadap masjid pada 4 Juli lalu telah dinyatakan aparat hukum sebagai tindak kejahatan pembakaran.
Di tempat lain, sebuah masjid di North Smithfield, Rhode Island diserang langsung tanpa ba bi bu oleh seorang pria yang mencabut paksa papan nama.
Beberapa remaja juga ditahan atas tuduhan kejahatan kebencian karena menghina jamaah dengan melemparkan telur dan jeruk serta menembakkan peluru senapan angin ke sebuah masjid di Hayward, California. Beberapa perusak melecehkan Masjid Agung di Kota Oklahoma dengan peluru cat, dan dalam serangan yang disengaja, seorang wanita melemparkan kaki-kaki babi ke halaman masjid di Ontario tepat ketika jamaah Muslim keluar meninggalkan tempat ibadah tersebut.