Ahad 19 Aug 2012 16:07 WIB

Banjir Aceh Tenggara Akibat 'Illegal Logging'

Banjir bandang menghanyutkan jutaan kubik kayu gelondongan hasil illegal logging di Aceh (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Banjir bandang menghanyutkan jutaan kubik kayu gelondongan hasil illegal logging di Aceh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kapolda Aceh Irjen (Pol) Iskandar Hasan, menyatakan banjir bandang yang menghantam kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara, akibat masih adanya aksi pembalakan hutan (illegal logging). "Salah satu penyebab banjir bandang Aceh Tenggara yang telah menelan korban jiwa itu akibat masih adanya praktik illegal logging," katanya, kemarin malam.

Hal tersebut disampaikan Kapolda Aceh Iskandar Hasan menanggapi bencana banjir bandang di Aceh Tenggara. Provinsi itu jadi salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Utara. Praktik ilegal logging telah berdampak kesengsaraan kepada masyarakat dan pihak kepolisian tidak menolerir praktik pelanggaran hukum, khususnya pembalakan liar di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

Ia menyebutkan, informasi terakhir diperoleh ada enam orang di kecamatan Leuser telah menjadi korban dan dua orang diantaranya ditemukan tewas, dan empat masih dalam pencarian. Kapolda Irjen Iskandar Hasan, mengatakan pihaknya telah menginstruksikan Kapolres Aceh Tenggara untuk membantu penanganan darurat, khususnya pencarian korban yang belum ditemukan.

"Ini menjadi keprihatinan dari peristiwa yang terjadi di akhir Ramadhan. Saya sudah meminta Kapolres Aceh Tenggara menurunkan tim mengevakuasi masyarakat dan ikut membersihkan areal penduduk yang tertimpa musibah," katanya menambahkan.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehab Rekon Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara Indra Gunawan banjir juga diakibatkan curah hujan tinggi sejak beberapa hari terakhir. Empat desa di kabupaten 'seribu bukit' itu yakni Naga Timbul, Suka Damae, Sepakat, dan Desa Punce Nali, Kecamatan Leuser.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement