REPUBLIKA.CO.ID, TAMBORA - Sebanyak 31 peristiwa kebakaran terjadi di Jakarta Barat selama Ramadhan 1433 Hijriah (20 Juli-18 Agustus 2012). Suku Dinas Pemadam Kebakaran setempat mencatat, Kecamatan Cengkareng dan Tambora merupakan wilayah frekuensi terbesar terjadinya peristiwa tersebut.
Kepala Seksi Operasional Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat, Sutarno mengatakan, sekitar 80 persen penyebab kebakaran di Jakarta Barat akibat korsleting listrik. Sisanya disebabkan kelalaian manusia, di antaranya pembakaran sampah, pembuangan puntung rokok sembarangan, serta kompor meledak.
"Kelalaian manusia itu juga termasuk tidak mampu mengantisipasi kebakaran," kata Sutarno, kepada Republika, Rabu (22/8). Seperti peristiwa kebakaran di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres, yang menghanguskan sekitar lima permukiman warga sekitar. Penyebabnya akibat pembakaran sampah yang ditinggalkan warga.
Peristiwa itu menambah jumlah kebakaran di hari terakhir Ramadhan 2012. Sementara kebakaran terakhir terjadi di permukiman padat penduduk di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, saat malam Idul Fitri. Sutarno menyebutkan, sebanyak 133 peristiwa kebakaran yang terjadi di wilayah barat Jakarta itu selama 2012.
Lebih lanjut, korban jiwa akibat peristiwa itu sebanyak lima orang, dua di antaranya meninggal dunia saat kebakaran Ramadhan. Ditambah 17 korban luka-luka dari warga, dan tiga orang dari anggota pemadam kebakaran. Total bangunan yang terbakar mencapai 520 bangunan berbagai bentuk, dari luas area sekitar 142.466 meter persegi.
Sutarno mengklaim, Jakarta Barat merupakan wilayah penyumbang peristiwa kebakaran tertinggi untuk DKI sepanjang 2011. Sebanyak 195 kasus kebakaran terjadi pada tahun itu, dan nilai kerugian mencapai Rp 72.544.700 miliar. Pada 2012, kerugian akibat peristiwa kebakaran tersebut mencapai Rp 39.201.150.000.