REPUBLIKA.CO.ID, Para sejarawan mengatakan, Ibnu Tulun adalah orang yang kuat dan keras. Perawakannya juga tinggi besar. Dia memerintah dan membuat suatu pertumbuhan serta stabilitas.
Pada awal menjadi gubernur, ia menangani konflik dengan Ahmad bin Al-Mudabbir, pengumpul pajak resmi dinasti Abbasiyah.
Konon, Ibnu Al-Mudabbir lebih senang melaporkan hasil pajak kepada khalifah di Baghdad dibandingkan kepada Ahmad Ibnu Tulun.
Merasa tidak dihormati, Ibnu Tulun mengambil tindakan. Akhirnya, ia berhasil menundukkan Ibn Al-Mudabbir. Setelah itu, pamornya langsung naik.
Pada masa kejayaannya, Ibnu Tulun berhasil memerintahkan pembuatan 100 kapal perang dan ratusan kapal kecil. Inilah salah satu pencapaian terbesar Ibnu Tulun. Ia mampu menguasai lautan.
Tak heran, jika kekuasaannya semakin kuat. Sampai-sampai, Ibnu Tulun tak lagi menyebut dirinya sebagai gubernur, melainkan sebagai pemegang kebijakan independen yang tak lagi memiliki kaitan hierarkis terhadap pemerintahan Abbasiyah.
Ia membangun dinasti sendiri Dinasti Tuluniyah di Mesir yang lepas dari pengaruh Dinasti Abbasiyah. Ia menunjukkan kekuasan yang dikendalikannya itu dengan memasang gambar wajahnya di mata uang, mengangkat pembantu (menteri), kepolisian, petugas bea dan cukai, dinas perdagangan, dan dinas intelijen.
Kendati kekuasaannya terbilang kecil, namun pada masa pemerintahan Dinasti Tuluniyah, wilayah Mesir mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang kehidupan. Di antara kemajuan yang dicapai pada masa ini adalah dalam bidang pertanian, perdagangan, industri, maupun pendidikan serta penelitian ilmiah.