REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Seluruh warga negara Indonesia diminta tidak terprovokasi dengan kejadian kekerasan yang diduga berlatar belakang konflik Sunni-Syiah di Sampang, Madura. "Jangan sampai konflik itu melebar ke wilayah lain. Lebih baik menumbuhkan toleransi terhadap beragamnya pemahaman keagamaan yang ada," kata Ketua Presidium Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Nanat Fatah Natsir saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (28/8).
Nanat mengatakan setelah Nabi Muhammad SAW wafat, muncul berbagai aliran Islam dengan pemahaman yang berbeda satu sama lain. Namun, banyaknya aliran pemahaman itu sebenarnya sudah diperkirakan oleh Nabi Muhammad.
Karena itu, menurut dia, lebih baik berbagai aliran pemahaman itu dibiarkan saja tumbuh dan berkembang dengan didasari toleransi. Jangan sampai muncul konflik hanya karena pemahaman yang berbeda.
"Silakan menganut pemahaman tertentu yang menganggap yang paling benar. Tetapi jangan sampai menyalahkan pemahaman lain, apalagi sampai menganggap yang lain sesat dan kafir," kata mantan rektor UIN Bandung itu.
Nanat mengatakan banyaknya aliran pemahaman dalam agama Islam disebabkan perbedaan penafsiran antara kelompok satu dengan yang lain. Namun, setiap kelompok harus menyadari, bahwa penafsiran yang paling benar hanya Allah dan Rasulullah yang tahu.
"Jalankan saja kewajiban agama sebagaimana yang dipercaya. Benar atau salah hanya Allah yang tahu di akhirat nanti," katanya. Dia juga meminta supaya umat Islam di Indonesia meningkatkan pendidikan agama sehingga lebih cerdas dan dewasa dalam memahami Al Qur'an dan ajaran agama.