REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Seorang wanita pelaku serangan bom bunuh diri menyamar sebagai jamaah Muslim dan membunuh seorang ulama dan sedikitnya lima yang lain di wilayah Muslim Rusia paling rawan konflik, Dagestan.
Serangan itu dilakukan hanya beberapa saat ketika Presiden Vladimir Putin mulai memberi pidato menyoal upaya pembunuhan bulan lalu, juga terhadap pemuka agama Islam moderat di bagian republik tersebut yang menewaskan mantan deputinya.
"Kami tak akan biarkan siapapun mencabik negara ini dengan mengeksploitasi perbedaan agama dan etnis," ujar Putin menyerukan persatuan dan menyebut Rusia sebagai 'rumah bersama.
"Mereka tak pernah berhenti menyerang, membunuhi orang sesama keyakinan dan pemimpin agama, membawa kejahatan dan menumpahkan darah saat libur keagamaan," ujarnya. Tidak jelas, apakah saat pidato disampaikan Putin sudah mengetahui bahwa saat bersamaan terjadi serangan di Dagestan.
Aksi pembunuhan berturut kian meningkatkan alarm kewaspadaan Kremlin. Strategi untuk merangkul Kaukasus Utara berpopulasi mayoritas Muslim dengan mendukung kaum moderat sepertinya mendapat serangan langsung dari para militan dan radikal.
Menteri Dalam Negeri Dagestan, Selasa (28/8) menyatakan serangan pada Selasa telah merenggut nyawa salah satu pemimpin paling dihormati di Laut Kaspia.
Sang korban, ulama Said Atsayev, 74 ialah pemimpin spiritual sufi populer yang dikenal pula dengan sebutan Sheikh Said Afandi al-Chirkav. Ia terbunuh ketika wanita pelaku memasuki rumahnya menyaru sebagai salah satu murid dan meledakkan sabuk bom yang melilit di pinggangnya, sumber polisi menyebutkan.